Begitu dia berkata demikian, tak seorang pun berani bicara. Mereka mengagumi orang baru ini karena berani angkat bicara kepada orang lain!
Tapi Chu Lin tidak bereaksi.
Jika tidak ada reaksi, itu berarti dia secara diam-diam setuju!
Gurauan demi gurauan yang melecehkan Xia Jing pun bermunculan.
Wanita itu mendengarkan dengan gembira. Dia tidak makan anggur, tapi dia bisa makan pisang. Dia mengupas pisang untuk Chu Lin.
Ketika hampir sampai ke mulut Chu Lin, dia mengibaskan tangan menolaknya.
Lalu, suara dingin Chu Lin penuh dengan penghinaan. "Siapa yang membawa wanita buta ini kemari?"
Begitu dia berkata itu, seolah badai meledak di ruangan pribadi itu!
Kelompok orang itu segera berhenti tertawa dan menatap wanita tersebut.
Wanita itu juga terkejut. Dia menatap Chu Lin dengan pandangan kosong, tapi air mata mengalir dari matanya.
Chu Lin sangat membenci hal ini. Saat dia melihat wanita menangis, dia akan teringat air mata diam Xia Jing, membuatnya merasa frustasi.