"Buyut sakit dan harus minum obat. Buyut harus minum obat dengan patuh!" kata Jing Yu dengan penuh kekhawatiran.
Jing Hao tidak mau kalah dan buru-buru berkata, "Paman bilang, Buyut sakit dan perlu sering tersenyum supaya bisa cepat sembuh!"
Kata "buyut" membuat hati Jing Hai menjadi lembut. Bagaimana mungkin dia tega menolak permintaan mereka? Dia segera tersenyum dan menyentuh kepala mereka dengan tangan yang bergetar. "Buyut akan mendengarkan cucu-cucu buyut yang baik!"
"Tapi ketika kita masuk tadi, Buyut menolak minum obat." Jing Yu mengerucutkan bibirnya.
"Saya juga dengar. Apakah Buyut berbohong pada kami?" Jing Hao menimpali saudaranya.
Mereka berdua sudah berusia empat tahun dan tidak mudah untuk dibodohi.
Jing Hai agak terkejut sebelum akhirnya tertawa terbahak-bahak. "Kalau begitu, Kakek akan minum obat di depan cucu-cucu buyut yang baik, ya?"