Namun ketika dia masuk ke sekolah, penjaga keamanan melihat wajahnya yang sedikit tidak familiar dan segera menghentikannya.
Namun, setelah sistem mengidentifikasinya sebagai orang tua anak tersebut, dia diizinkan untuk masuk.
Qiao Nian melewati taman batu dan air mancur dan tiba di sebuah kastil yang seperti mimpi. Dia berjalan ke pintu kelas Gu Qi. Alih-alih mengetuk, dia berdiri di luar jendela kelas.
Qiao Nian melihat sekeliling tapi tidak melihat anak kecil itu.
Namun, pandangannya tertarik pada seorang anak laki-laki yang sedang duduk di dekat jendela.
Anak laki-laki itu menundukkan kepalanya sepanjang waktu, sehingga dia tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Tangannya panjang dan ramping, dan dia dengan lincah bermain dengan sembilan cincin Tiongkok.
Dalam beberapa menit saja, dia sudah membuka enam cincin.
Qiao Nian melihat anak laki-laki itu dengan tidak percaya.
Bagaimana mungkin seorang anak bisa bermain dengan sembilan cincin Tiongkok dengan lancar?
