~ ZEV ~
Perasaan akan dirinya mengguncang Zev, seakan setiap inci kulitnya menjadi reseptor untuk Sasha. Indranya tenggelam dalam dirinya—sentuhannya, aromanya, suaranya. Dia benar-benar gemetar ingin memilikinya, nafasnya tercekat dan tersendat saat mereka bergerak bersama. Dia memeluknya tanpa ampun, tak bisa cukup dekat dengannya, terlalu kewalahan.
Apa yang sedang terjadi padanya?
Dia menunduk pada ciumannya, menggoyangkan pinggulnya, nafasnya panas, kulitnya panas, tangannya penuh dengannya dan yang bisa dia lakukan hanyalah mendambakan lebih.
Dan dia pun sama—mendesak untuknya, ciumannya dalam dan mendesak, mulut terbuka dan gigi saling bertabrakan, meronta-ronta menemuinya.
Mata terbuka untuk melahap pemandangan dirinya, Zev mendesah saat dia membiarkan kepalanya tertunduk ke belakang dan cahaya siang mewarnai lehernya, dada, dan perutnya untuknya dalam cahaya lembut, siang yang mendung menyiluetkan dirinya di antara bebatuan sehingga dia tampak bersinar.