~ SASHA ~
Bahkan di sini dan sekarang, bertahun-tahun kemudian, pipi Sasha memanas saat mengingat kenangan itu. Dia langsung merasa malu pada dirinya sendiri saat menyadari bahwa dialah yang pertama kali mengucapkan kata-kata itu.
Tapi Zev, seperti yang selalu dia lakukan, berhasil menutupi kekikukannya. Matanya melebar dan dia menegakkan duduk di kursinya, menatapnya.
"Maaf," katanya tergagap, melepaskan tangan Zev dan menutup mulutnya karena terkejut. "Aku tidak bermaksud—"
"Tidak, Sash, itu... itu yang terbaik... Aku juga mencintaimu!" bisiknya.
Mereka menatap satu sama lain, senyum merekah di wajah keduanya, lalu dia menariknya ke dalam ciuman yang begitu intens, penuh emosi, sampai napasnya terhenti.