Tatapan matanya menembus kerumunan dan bertabrakan dengan Xie Jiuhan di udara. Dalam sekejap, dua temperamen yang berbeda bertabrakan, dan seolah-olah ruang pun membeku.
Dengan hanya satu pandangan, Dewa Pedang tahu Xie Jiuhan, yang sedang membunuh dengan gila, pasti salah satu dari beberapa tokoh kuat yang pernah ia temui. Sejak ia berhenti pergi ke medan perang, sudah lama ia tidak bertemu dengan ahli yang sekuat itu. Ia merasa bahwa hari ini ia dapat bertarung dengan baik.
Dewa Pedang menggosok-gosok telapak tangannya dengan gembira. Seluruh ototnya terlonjak, dan darah dalam tubuhnya sudah mendidih. Ia memang terlahir suka bertarung, dan ia rindu untuk bertarung, terutama dalam pertarungan hidup dan mati.
"Tuan Qingyi, saya tahu Anda di sini. Kita semua anggota organisasi. Mengapa kita tidak membunuh Xie Jiuhan bersama? Asalkan Anda bersedia, saya dapat memberi Anda satu miliar." Dewa Pedang tidak terburu-buru untuk bertindak. Sebaliknya, ia berteriak keras.
