Qiao Xi tersenyum kecil sebelum memasang wajah sedih. Dia mencubit jarinya dengan gugup seolah sebuh angin dapat menerbangkannya.
"Nenek, karena nenek sudah berkata begitu, berarti aku yang salah! Kalau aku tahu ini akan terjadi, aku nggak akan datang. Petugas keamanan tidak menghentikanku. Aku terlambat. Maaf, semua orang!"
Nyonya Tua Qiao sedikit melunakkan ekspresinya. "Setidaknya kamu bisa berpikir! Dasar tidak tahu malu!"
Tidak lama kemudian, sekelompok mahasiswa berkumpul dan berbisik sambil sesekali melirik Nyonya Tua Qiao.
"Nyonya Qiao terlalu. Jelas bahwa Qiao Xi dihentikan oleh petugas keamanan, itu sebabnya dia terlambat. Dia tidak melakukannya dengan sengaja, tapi masih juga diperlakukan seperti ini."
"Kenapa Qiao Rou berpura-pura merasa teraniaya? Qiao Xi yang sebenarnya tidak bersalah. Kalau Xue Yi tidak mengatakan apa-apa, aku benar-benar akan salah paham tentang Qiao Xi!"