Liang Zhou tersenyum dan berkata, "Xiao Yu sangat rajin dan cerdas, tapi dia cerewet."
Mu Qing tampak terharu. "Kamu pergi ke candi untuk berdoa untukku?"
Liang Zhou mengangguk. Senyumnya membawa sedikit kesedihan saat dia berkata, "Tuan bilang nasibmu buruk karena dendam anak kita yang hilang. Saat saya mengingat masa lalu, memang, dia tidak bisa diselamatkan karena kamu terlambat. Maka, Tuan berkata dia melampiaskan kemarahannya padamu dengan membuat apapun usaha kerasmu, kamu tidak akan mendapatkan apa pun sebagai balasan. Saya pikir Tuan memiliki alasan yang masuk akal."
Liang Zhou melihat tangan Mu Qing sebentar membeku. Dia tahu bahwa dia telah menarik perhatiannya sehingga dia terus berkata, "Tuan memberitahuku bahwa salah satu dari kita harus mengabdikan diri untuk Buddha. Selama kita terus berdoa untuk anak kita yang belum lahir, kita bisa menenangkannya. Saat dia puas, dia akan pergi dengan tentram…"
