````
Ye Cheng tidak perlu menunggu lama sebelum Ye Xin masuk ke studinya. Wajah dan matanya yang putih sudah merah dan bengkak. Dia menghela napas dalam hati. Ibunya lebih menghargai perempuan daripada laki-laki; sejak kecil dia selalu diminta mengalah pada saudarinya, dan dia sudah terbiasa seiring berjalannya waktu. Memperlakukan saudarinya dengan baik juga telah menjadi kebiasaan baginya. Saat masih muda, dia selalu mengatakan pada dirinya sendiri bahwa dia paling mencintai saudarinya, maka dari itu, dia harus mengalah padanya. Seiring waktu, hal itu membuatnya percaya bahwa dia benar-benar paling mencintai saudarinya. Kebiasaan adalah sesuatu yang benar-benar menakutkan.
"Kakak, cepat pikirkan cara untuk menyelesaikan ini untukku!" Ye Xin berkata sambil air mata mengalir lagi di wajahnya.