RETH
Elia sangat kelelahan. Dia bisa melihatnya—namun hanya setelah mereka akhirnya keluar dari gelembung cinta kecil mereka dan sadar kembali akan dunia di sekitar. Saat itulah dia benar-benar melihatnya. Rambutnya yang kusam. Bayangan di bawah matanya. Pipinya yang tampak cekung—semuanya itu membuatnya cemas.
"Kamu perlu istirahat," geramnya, marah pada diri sendiri karena telah membuatnya terjaga.
"Saya tidak ingin," dia mendesah. "Saya hanya ingin bersama kamu."
"Saya tidak akan kemana-mana," katanya, mengangkatnya dan berdiri. Dia ingin menggeram lagi. Dia terlalu ringan—bahkan saat membawa anak itu, entah bagaimana, secara mustahil, dia lebih ringan dari sebelum dia pergi. Reth ingin menggaruk dirinya sendiri karena mengabaikannya. "Kamu perlu makan, lalu tidur," katanya dengan tegas.
