Saat Lu Heting berjalan keluar, dia menelepon Su Bei.
Begitu panggilannya tersambung, Su Bei sudah berada di kereta bawah tanah. "Aku akan segera pulang, jangan khawatir."
Dia terlambat selangkah.
Pak Lu sedang tidak bersemangat karena dia tidak bisa menjemput istrinya sendiri.
Dia tidak punya pilihan lain selain menerima yang kedua terbaik. Dia langsung mengemudi ke stasiun tempat Su Bei akan turun dan menunggunya di sana.
Sambil mendengarkan musik, Su Bei berjalan keluar dari stasiun. Di bawah lampu jalan, bayangan Lu Heting di tanah membentang panjang. Dia berdiri di sana dengan satu tangan di saku, menunggu dengan tenang.
"Heting." Su Bei berlari ke arahnya.
Saat Lu Heting melihatnya, mata tenangnya berbinar.
"Aku bilang jangan menjemputku. Cuma sebentar kok jalan kaki dari rumah."
"Sudah terlalu malam, tidak aman bagimu berjalan sendirian di jalan. Dengan penampilan dan postur tubuhmu, aku tidak bisa tidak khawatir."