Walaupun hanya sebuah kalimat sederhana darinya, ada gelombang manis di dasar hati Lu Heting, seperti kalimat yang berlapis madu, begitu lembut hingga telinganya terbuai.
Telinganya memerah dengan kecepatan yang terlihat.
Sepertinya apa yang dikatakan Su Bei adalah benda nyata yang benar-benar menyentuh telinganya.
Melihat dia tidak mengatakan apa-apa lagi, Su Bei tidak melanjutkan. Namun saat mereka tiba di persimpangan, dia berkata, "Aku harus bertemu teman malam ini. Aku tidak bisa makan malam bersamamu dan Gun Gun."
"Tidak masalah." Lu Heting membatalkan banyak pekerjaan hanya untuk bisa makan malam dengannya.
Sebenarnya, dia sedikit kecewa.
Tapi sudah cukup untuk menjemputnya dan bersamanya dalam waktu singkat.
"Bisakah kamu mengantarku ke suatu tempat?"
"Su Bei," Lu Heting memanggil namanya dengan serius.
"Ada apa?" Saat Su Bei menoleh, ia bertemu dengan matanya yang dalam.
Lu Heting berkata dengan suara rendah, "Segala sesuatu tentangmu bukanlah masalah bagiku."