Tapi dia terlalu mengantuk, dan merasa lega bisa bersama dia. Su Bei bergumam dan menutup matanya.
Lu Heting meletakkannya di ranjang. Dia sudah tertidur.
Lu Heting menundukkan matanya dan menatap bibir merah muda itu. Dia berhenti beberapa detik dan mendekat kepadanya.
"Jangan ganggu aku." Dengan gumam di dalam tidurnya, Su Bei berbalik dan membelakangi Lu Heting.
Merasa sedikit malu, Lu Heting menggenggam tangannya dan batuk. Dia selalu bangga akan kontrol dirinya, namun dia kehilangan kendali atasnya lagi dan lagi.
Dia berbalik dan berbaring di sofa, namun tidak bisa tertidur.
Su Bei adalah gadisnya dan istri sahnya, namun dia hanya bisa menahan diri.
Mungkin tidak ada suami lain yang lebih buruk dari pada dirinya.
Di luar jendela, angin dan ombak menghantam kapal. Mereka juga menghantam saraf Lu Heting.
Keesokan harinya, ketika Su Bei terbangun, sudah fajar.
