Setelah upacara penobatan selesai, pesta perayaan digelar untuk menyambut Ratu yang baru. Kini, malam telah tiba. Langit gelap berhias bintang-bintang yang berkelap-kelip terang, bulan penuh dan cerah, seolah-olah mereka pun ikut merayakan Adeline.
Di tengah semua itu, Adeline merasa kewalahan. Orang-orang yang beberapa minggu lalu meragukan statusnya adalah orang yang sama yang memberikan ucapan selamat paling keras kepada dirinya. Mereka yang dulu memandang dengan dahi berkerut sekarang tersenyum paling lebar. Ia tak bisa lagi mengetahui ekspresi sejati di wajah setiap orang.
"Bagaimana pendapat Yang Mulia terhadap situasi saat ini di Kastrem? Apa yang akan Yang Mulia lakukan jika berada di posisi Pangeran Mahkota?"
Adeline kembali ke kenyataan. Ia dikelilingi oleh sekelompok pemimpin dunia, pria dan wanita bercampur. Ia melirik pada orang yang mengajukan pertanyaan berbahaya itu. Semua orang memandangnya. Mereka tahu betapa peliknya topik tentang Kastrem.
