Adeline terkejut ketika dia melihat Easton. Jean dan Jenny baru saja selesai memakaikannya pakaian ketika ada ketukan cepat di pintu.
"Easton," katanya dengan suara penasaran.
"Putri," dia berkata hangat dengan senyum lebar.
Adeline melirik ekspresi wajahnya. Untuk pertama kalinya, ia melihat sisi aslinya. Itu adalah senyum paksa yang membuat wajah tampannya terlihat tegang. Dia belum menyadarinya sebelumnya, tapi si kembar cukup tampan. Dia memiliki rambut berwarna cokelat gelap, namun matanya berwarna abu-abu yang mencolok, seperti gulungan langit sebelum awan badai.
Mungkin inilah mengapa banyak wanita yang memandangi si kembar. Mereka adalah pasangan yang sulit untuk tidak diperhatikan.
"Yang Mulia sedang sibuk. Anda akan makan sendirian jika itu tidak masalah bagi Anda?" tanya Easton, tapi itu terdengar seperti perintah yang pasti.
Adeline mengangguk pelan. Itu tidak masalah baginya. Akan ada lebih sedikit orang yang memperhatikannya.