[PERINGATAN: Bagian berikut mengandung konten seksual.]
"Kamu hebat sekali, sayang," bisik Elias kepadanya. Dia mencium hidungnya dan menempelkan keningnya ke kening Adeline.
Adeline merasa jantungnya berdebar saat mendengar kata-katanya. Dia lelah menatap mata Elias, jantungnya seakan ingin meloncat keluar dari dada karena perasaan yang begitu intens. Dia menggigil dan memilih untuk memeluknya, menekan wajahnya ke leher Elias, yang mendapat tawa lembut darinya.
"Aku harus membersihkanmu, sayang," ujar Elias, mencium bahunya. Dia menggeleng, lengannya merapatkan pelukannya.
"Peluk aku," gumam Adeline, ingin memiliki cinta Elias seluruhnya untuk dirinya sendiri. Dia masih berada di dalamnya, dan dengan serakah Adeline melilit kakinya di pinggang Elias, menekannya lebih erat ke dalam dirinya.
Senyuman Elias perlahan menjadi serius. Dia terkejut lembut, merasakan Elias semakin membesar di dalamnya.