```
Adeline mendengar suara dering di telinganya, ketika dunia mulai berputar, dan ia tersedak oleh udara. Tiba-tiba ia merasa sulit untuk bernapas, serangan panik mendekatinya untuk pertama kalinya.
Adeline mendengar namanya dipanggil dari kejauhan, tapi itu sia-sia. Pandangannya tak bisa lepas dari Asher yang lemas.
Asher terkulai di tanah, wajahnya tertanam di tanah, dan tiba-tiba ia memiliki ingatan kilas balik tentang peti orang tuanya yang diturunkan ke dalam tanah. Ia membuka mulut, siap untuk berteriak, tapi seseorang memeluknya dengan kasar.
"Shhh... shhh, tidak apa-apa," Elias menenangkan, memegangnya dengan erat, menghalangi pandangan matanya dengan tubuhnya.
Elias menekan wajahnya ke dalam dadanya, satu tangan di belakang kepalanya, tangan lainnya menggenggam bahunya.
"Dia masih hidup," gumam Elias, saat ia menggenggam erat baju Elias. Ia tidak mengerti apa masalahnya, atau tahu apa yang sedang terjadi.
