Hari berikutnya.
Sinar matahari sudah masuk melalui tirai, mendarat di kelopak mata Abi. Ia mengerutkan alisnya dan berguling di tempat tidur saat matanya beradaptasi dengan cahaya matahari yang tercurah.
Ia mengira bahwa ia tidur di tempat tidurnya sendiri jadi ia mengangkat tangannya dan meraih jam wekernya. Ketika tangannya tidak merasakan meja samping tempat tidurnya dimana ia selalu meletakkan jam wekernya, Abi memaksakan matanya terbuka dan yang muncul di depannya adalah sebuah ruang kosong dan meja samping tempat tidur masih sekitar satu jangkauan tangan. 'Siapa yang memindahkan meja samping tempat tidurku sejauh ini?' pikirnya dengan linglung saat ia berbaring kembali di tempat tidur yang empuk. Lalu dia menatap langit-langit dan berkata dengan suara lirih yang bingung, "ini tidak terlihat seperti kamarku."