Kesunyian mengiringi pernyataan Kai. Zeke tidak berkomentar untuk waktu yang lama dan hanya menatap keluar jendela sambil mengetuk-ngetuk lengan kursinya lagi.
"Bagus bahwa kamu menyadari betapa tidak bertanggung jawabnya kamu, Kai," ujar Zeke kemudian. Pandangannya mempertajam, tapi seperti biasa, tidak ada sedikit pun perasaan yang terpancar dari matanya. "Tampaknya Alex memiliki pengaruh buruk terhadapmu."
"Alex tidak ada kaitannya –"
"Kamu sudah lupa bahwa Alexander tidak sama seperti kita. Baginya, memilih siapa saja yang dia inginkan, manusia atau penyihir... siapapun yang dia inginkan," Zeke berhenti sejenak, matanya yang abu-abu menakutkan dalam intensitasnya, "kamu tahu kita tidak bisa melakukan itu. Namun kamu telah menantang yang mustahil, dan entah bagaimana kamu berhasil memenangkannya. Tapi pengorbanannya terlalu besar."
"Kamu pikir itu tidak sepadan."
"Tepat." Zeke tidak ragu. "Kamu telah lupa siapa dirimu, Kai."
