Tadi malam...
Tangan Alex melilit pinggang Abigail, memeluknya dari belakang. Bibirnya mencium lembut rambutnya.
"Istirahatlah sekarang, istriku." Dia berbisik, meski bibirnya sudah menanam ciuman kupu-kupu di belakang lehernya.
Abigail langsung merinding. Embusan nafas kecil itu begitu panas, membuat indranya yang sempoyongan kembali terjaga. Dia berbalik menghadap Alex.
"Suamiku tercinta, apakah kamu benar-benar ingin aku beristirahat?" tanyanya, alisnya sedikit terangkat.
Alex terdiam sejenak. "Apakah kamu lelah?" tanyanya balik daripada memberikan jawaban. Tetapi kemudian, terlalu cepat, dia tampak menyesal telah melontarkan kata-kata itu dan kemudian, "Ya." dia akhirnya menjawab. "Aku tahu pertarungan pasti sangat melelahkanmu."
Abigail berusaha keras untuk tidak tersenyum. Di satu sisi, dia menyuruhnya untuk beristirahat tetapi di sisi lain, dia bisa melihat kerinduan dan keinginan yang intens di matanya. Jelas bahwa dia sedang berperang melawan dirinya sendiri.