Keesokan harinya, Alex meninggalkan Bukit Naga Hitam.
Dia tahu pergi akan sulit baginya. Dia menoleh berkali-kali sebelum akhirnya bisa pergi. Dalam waktu sebulan, dia telah begitu terikat dengan tempat ini. Tidak, bukan tempat ini yang tidak bisa dia tinggalkan, melainkan dia. Dia terpikat betapa cepatnya dunianya berubah. Dia bahkan belum jauh dari dia dan sudah ingin kembali.
Dia melihat ke belakang ke Bukit Naga Hitam dari kejauhan sekali lagi, menekan bibirnya erat.
"Saya akan kembali secepat mungkin, Abigail. Tunggu saya," gumamnya pada diri sendiri sebelum melompat pergi, bergerak cepat. Semakin cepat dia menyelesaikan ini, semakin cepat dia akan kembali.
Matahari terbenam saat ia akhirnya sampai di depan istana yang besar dan berpenampilan gothik. Ini adalah istana besar tempat ia dibesarkan. Tempat yang seharusnya dia sebut rumah, tempat yang seharusnya jadi miliknya.
