Abi dan penyihir berambut perak terus berlari.
Entah bagaimana, Abi tidak merasa lelah meskipun telah berlari cukup lama. Tubuhnya terasa lebih ringan dari sebelumnya dan paru-parunya tidak terasa seperti terbakar seperti biasanya. Tiba-tiba ia teringat akan rezim latihan yang Alex berikan pada masa lalu. Hatinya dulu berdebar kencang di dadanya karena semua usaha yang harus ia lakukan hanya untuk berlari di jalan, tapi pada saat itu, ia bahkan tidak terengah-engah.
Mereka pasti telah menempuh beberapa kilometer sekarang dan mereka bergerak dengan kecepatan yang cukup cepat. Apakah penyihir itu memberi mantra padanya, Abi bertanya-tanya karena ia merasa seperti sebuah balon yang sedang ditarik oleh penyihir berambut perak itu.
Setelah yang terasa seperti waktu yang lama, mereka berhenti di depan sebuah pohon besar yang lumutannya. Tidak ada yang terlihat istimewa dari tempat itu karena pohon itu tampak sama seperti pohon-pohon lain di hutan.