Menonton api biru yang menari di depannya, dia teringat pertama kali bertemu dengan gadis ini.
Saat itu, Lana masih sangat muda, arogan dan selalu langsung pada kata-katanya.
Sama seperti api di depan matanya itu, Serefina juga ingat api yang selalu menyala di mata gadis kecil itu. Kemauannya untuk bertahan hidup dalam segala situasi dan bagaimana dia berusaha mencintai pria yang seharusnya bukan untuknya sampai Raphael datang.
Penyihir itu mengawasi bagaimana Lana tumbuh dewasa, dari gadis kecil yang bingung, yang akan menentang segala sesuatu yang dia pikir tidak cocok dengan hatinya, menjadi wanita dewasa sekarang, yang cukup bijaksana untuk mengemban banyak tanggung jawab.
Serefina melihat bagaimana Lana merawat Hope ketika dia masih gadis kecil dan bagaimana dia belajar dengan cepat untuk menyesuaikan diri dalam segala kondisi dan situasi yang datang padanya.