Hope mendengus, tapi untuk memikirkannya lagi... iblis takkan membiarkannya mati di tangan bawahannya, bukan? Misalnya, serigala iblis atau troll itu?
Hope tidak yakin.
Namun, tidak ada salahnya mencoba, atau mungkin ada?
"Apa pun deh," geram Hope saat dia melepas jubahnya dan melipatnya di sampingnya. Sekarang, yang bisa dia lakukan hanyalah menunggu, apakah ini akan berhasil atau tidak.
Ketika Hope melipat jubahnya, jarinya menyentuh sesuatu yang keras di dalam saku, barulah dia ingat tentang lilin itu.
Hope mengeluarkannya dan menatap api biru. "Benar-benar..." dia mendesah frustrasi. "Saya tidak tahu harus berbuat apa denganmu." Karena tidak ada orang lain untuk diajak bicara, Hope bercakap-cakap sendiri. "Mengapa sang Pelayan Lilin tidak mempermudah? Dia bisa saja memberi saya sesuatu yang lebih berguna, atau sesuatu yang bisa langsung memberitahu saya di mana imam wanita itu, bukan lilin yang saya bahkan tidak tahu apa fungsinya."
