```
Berhari-hari telah berlalu dan dalam sekejap mata, hari ini adalah hari ketiga sejak Harapan bertemu dengan penyihir itu di sekolahnya, yang berarti malam ini adalah festivalnya.
"Tapi, saya sangat yakin bahwa saya tidak mendengar suara apa pun dari dalam ruangan." Rossi memakai seragamnya sementara Harapan masih berbaring malas di tempat tidur, karena hari ini adalah festival, dia diperintahkan untuk tinggal di dalam rumah dan tidak boleh melangkah keluar sama sekali. "Lihat, kan saya bilang itu aneh."
"Tidak ada yang aneh tentang itu, dia adalah penyihir setelah semua. Dia mampu melakukan itu." Harapan menguap dan menggulung dirinya menjadi bola sambil memeluk bantalnya.
"Mungkin." Rossi mengangkat bahunya. "Penyihir satu-satunya yang pernah saya lihat adalah Serefina, meskipun kita tinggal, praktisnya, dekat dengan salah satu penyihir itu, namun saya tidak pernah melihat Serefina melakukan sihirnya."
