"Apakah kamu marah?" Torak menyelipkan satu helaian rambutnya ke belakang telinga. Dia terhibur oleh ekspresi asli dan mentahnya yang tidak bisa dia sembunyikan dari setiap inci wajahnya saat ini.
"Tidak." Raine menatap Torak dengan keras kepala. "Aku kesal."
Setelah mendengar pengakuannya yang jujur, Torak tertawa terbahak-bahak. Ini bukan seperti kesempatan-kesempatan lain. Tak ada yang akan menyangka bahwa Torak bahkan mampu tertawa seperti itu. Tapi untungnya, tidak ada orang lain di koridor untuk menyaksikan momen tersebut. Kalau tidak, pasti akan menjadi pemandangan yang sangat menarik untuk dilihat. Menyaksikan CEO dingin dari Perusahaan Donovan tertawa seperti itu, memang hal yang hanya terjadi sekali seumur hidup.
"Kenapa kamu tertawa?" Raine menampar lengannya.
"Baiklah, aku mengerti. Kamu tidak marah, kamu hanya kesal." Torak memasang kembali topengnya, dan mencium keningnya. "Apakah kamu ingin tinggal sedikit lebih lama?"
