Raine mengangkat kepalanya dari kelinci di pangkuannya dan tersenyum kepada Calleb. "Ya… waktu berlalu sangat cepat." Dia mengulangi kata-kata Calleb.
"Tahukah kamu? Pertama kali aku melihatmu, bahkan kelinci di pangkuanmu lebih berani daripada dirimu yang dulu." Calleb mengangguk pada kelinci putih yang sedang asyik mengunyah wortel dengan ceroboh. Kelinci itu tampak sedikit gemuk di bawah perawatan Raine.
Raine terkekeh mendengar itu. "Ya, aku pikir kamu benar… Aku bahkan tidak berani menatap mata orang lain."
"Kamu telah bekerja keras untuk menjadi lebih baik." Calleb menepuk kepala Raine.
Raine, tanpa ragu, adalah Luna-nya, tetapi Calleb selalu melihatnya sebagai adik perempuannya yang meninggal dua dekade lalu karena serangan buangan. Mereka memiliki ketimidan yang sama saat harus bersosialisasi dengan orang asing.
"Terima kasih karena selalu merawatku dengan baik." kata Raine dengan penuh rasa terima kasih.
