Pandangannya terhadapnya sehangat es tipis di lanskap bersalju yang dingin, kata-katanya menembus jantung Adam Jones sekali lagi dengan kekuatan tanpa ampun.
Dia lebih suka Elly berteriak padanya dalam kemarahan daripada melihatnya memperlakukannya dengan hinaan yang tidak peduli.
Saat itu, dia merasa, jika dia benar-benar membuatnya marah sekarang, hubungan mereka mungkin akan mencapai titik perpecahan yang tidak dapat diperbaiki.
Dengan pemikiran itu, kekuatan pun terkuras dari tangannya secara spontan, dan Elly Campbell memanfaatkan ini untuk membebaskan diri, tidak menoleh sedetik pun saat ia berjalan menuju tepi jalan. Tepat saat itu, sebuah taksi lewat, dia melambai dan masuk tanpa ragu-ragu.
Adam Jones memperhatikan mobil yang membawa Elly Campbell menjauh lebih jauh, tiba-tiba diterjang oleh rasa sakit yang familiar di hatinya.
"Bahkan hati yang terkuat pun memiliki titik patahnya..."