Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Kesayangan Mafia Dingin

Mblinna17
--
chs / week
--
NOT RATINGS
1.2k
Views
Synopsis
Alexander "Alex" Carter adalah seorang mafia berkuasa yang dikenal dengan ketegasan dan kekejamannya. Suatu hari, dalam upaya untuk menangkap musuh lamanya, Alex secara tidak sengaja menculik Nathaniel "Nate" Harris, seorang mahasiswa teknik yang polos dan cerdas. Ketika Nate dibawa ke markas Alex, ia menyadari kesalahan besar yang telah terjadi.Alih-alih melepaskan Nate, Alex merasa tertarik dengan kepolosan dan keberanian mahasiswa tersebut.
VIEW MORE

Chapter 1 - Kesalahan Fatal

Nathaniel "Nate" Harris terbangun dalam kegelapan total. Matanya terasa sakit saat mencoba membuka kelopak, namun yang dia temukan hanyalah kegelapan pekat. Dia sadar ada sesuatu yang menutupi wajahnya – selembar kain tebal yang menghalangi pandangannya. Dia mencoba bergerak, tetapi mendapati tangannya terikat erat di belakang punggungnya. Rasa panik mulai merayapi pikirannya.

"Di mana aku?" pikir Nate, mencoba mengingat kejadian terakhir sebelum kegelapan ini melanda.

Dia berada di kampus, sedang berjalan pulang setelah kelas malam selesai. Seingatnya, sebuah van hitam berhenti di sampingnya, dan sekelompok pria bertopeng keluar, menyeretnya masuk sebelum dia sempat bereaksi. Kepanikan semakin memuncak saat dia mendengar suara langkah kaki mendekat.

"Pasti ini hanya kesalahpahaman," pikir Nate. "Siapa yang mau menculik seorang mahasiswa teknik biasa sepertiku?"

Langkah kaki itu semakin dekat, dan Nate merasakan napasnya menjadi cepat dan tidak teratur. Dia mendengar suara pintu yang berat berderit, diikuti oleh suara sepatu yang berderap di atas lantai yang dingin. Nate menahan napas saat seseorang mendekatinya.

"Siapa ini?" Suara berat dan dingin itu menggema di ruangan, membuat Nate merinding. "Kita sudah mendapatkan dia, Bos," suara lain yang lebih rendah menjawab.

Nate merasakan seseorang mendekat, dan tangan yang kasar meraih kain penutup di wajahnya. Saat kain itu ditarik dengan cepat, Nate langsung disilaukan oleh cahaya terang yang memenuhi ruangan. Dia memejamkan mata sejenak, mencoba menyesuaikan diri dengan cahaya.

"Siapa kau?" suara berat tadi bertanya lagi, kali ini lebih dekat.

Nate membuka matanya perlahan, berusaha fokus pada sosok di depannya. Seorang pria tinggi dan berotot berdiri di depannya, wajahnya tampak keras dan dingin. Dia mengenakan setelan hitam yang rapi, menambahkan kesan intimidasi.

Nate menelan ludah, mencoba mengumpulkan keberanian. "Namaku Nate. Aku mahasiswa teknik. Aku tidak tahu kenapa kalian menangkapku."

Pria itu mengernyit, jelas tidak puas dengan jawabannya. "Kau pikir aku bodoh? Jangan mencoba menipuku."

Sebelum Nate sempat membalas, pria itu mendekat dan meraih wajahnya dengan kasar, memeriksa wajah Nate seolah-olah mencari sesuatu. Nate merasakan cengkeraman yang kuat di dagunya, dan insting bertahan hidupnya mengambil alih. Dengan gerakan cepat, dia membungkuk dan menggigit tangan pria itu dengan sekuat tenaga.

"Aaaargh!" Pria itu berteriak kesakitan, melepaskan cengkeramannya pada Nate.

Darah mulai mengalir dari luka gigitan, dan Nate merasakan rasa besi di mulutnya. Dia mundur, terengah-engah, sementara pria itu memegang tangannya yang terluka.

Para pria lain yang berada di ruangan itu segera bereaksi. Salah satu dari mereka maju dan meninju Nate dengan keras di wajah, membuatnya jatuh ke lantai dengan keras. Nate merasakan rasa sakit yang luar biasa menyebar di pipinya, namun dia tetap berusaha untuk tidak pingsan.

"Tenang!" Suara komando datang dari pria yang terluka. Dia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. "Bawa dia ke ruangan interrogasi. Kita akan mendapatkan kebenaran darinya."

Nate diangkat dengan kasar oleh dua pria besar lainnya dan diseret ke ruangan yang berbeda. Dia merasa kepalanya berputar, namun tetap berusaha tetap sadar. Saat mereka tiba di ruangan baru, Nate dilemparkan ke kursi yang keras, dan tangannya diikat ke belakang kursi itu.

"Bos, apa yang akan kita lakukan sekarang?" salah satu pria bertanya.

Pria yang terluka, yang Nate asumsikan adalah pemimpin mereka, mendekat dengan tatapan dingin.

"Kita akan mulai dengan pertanyaan sederhana. Jika dia tidak mau bicara, kita akan menggunakan cara lain."

Nate merasakan ketakutan yang mendalam merayapi tubuhnya. Dia tahu bahwa dia harus tetap kuat dan tidak menyerah pada tekanan mereka.

"Aku sudah bilang, aku tidak tahu apa-apa. Kalian salah orang."

Namun, pria itu tidak mendengarkan. Dia hanya memberikan senyuman tipis yang menakutkan sebelum mulai mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang semakin keras dan mengintimidasi. Nate tahu bahwa dia berada dalam bahaya besar, dan dia harus menemukan cara untuk bertahan hidup dan membuktikan bahwa mereka telah salah menangkapnya.

"Bos seperti nya kita telah salah menangkap orang." Bisik salah satu anak buahnya.

"Maksud mu?."

Orang tersebut menujukan lokasi musuh Alex, bahkan foto musuhnya. Jelas ini jauh berbeda dengan Nate.

"Bawa dia ke ruang tahanan, dan segera kumpul. " Perintah Alex dingin.

Mereka segera membawa Nate ke ruangan tahanan seperti yang diperintah kan oleh bosnya. Nate duduk di ranjang kecil di ruang tahanan, rasa sakit dan ketidakpastian mengisi pikirannya. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, tetapi dia berharap bahwa kebenaran tentang identitasnya akan segera terungkap dan dia akan dibebaskan.

Namun, di kantor Alex, keputusan berbeda sedang dibuat. Alex merenung sejenak, mengingat gigitan yang menyakitkan di jarinya. Rasa marah dan penasaran bercampur aduk dalam pikirannya. Meskipun penyelidikan telah mengkonfirmasi bahwa Nate adalah seorang mahasiswa biasa, Alex merasa ada sesuatu yang lebih dalam dengan pemuda ini. Dia tidak bisa begitu saja melepaskannya.

"Tidak, kita tidak akan melepaskannya," kata Alex tiba-tiba, mematahkan keheningan di ruangan itu.

Anak buahnya, yang sudah siap melaksanakan perintah pembebasan, berhenti dan menatap Alex dengan bingung. "Tapi, Bos, identitasnya sudah dikonfirmasi. Dia memang mahasiswa teknik yang tidak bersalah."

Alex menggelengkan kepalanya. "Dia telah berani melawan dan menggigit jariku. Itu tidak bisa dibiarkan begitu saja. Dia akan tetap menjadi tahanan kita sampai aku memutuskan apa yang akan kita lakukan selanjutnya."

Anak buahnya mengangguk dan segera keluar dari ruangan untuk memberi tahu yang lain. Alex merasa ada sesuatu yang menarik tentang Nate, sesuatu yang membuatnya ingin tahu lebih banyak. Dia memutuskan untuk berbicara langsung dengan Nate lagi, kali ini dengan pendekatan yang berbeda.

***

Nate terkejut ketika pintu ruang tahanannya terbuka dan Alex masuk, wajahnya tampak dingin namun penuh tekad. Nate menegang, tidak tahu apa yang akan dilakukan pria ini selanjutnya.

"Kau pasti berharap untuk segera dibebaskan," kata Alex dengan suara tenang, duduk di kursi di depan Nate.

Nate mengangguk pelan, mencoba untuk tetap tenang. "Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi aku bukan orang yang kalian cari. Tolong, biarkan aku pergi."

Alex menatap Nate dengan tajam, seolah mencoba membaca pikiran pemuda itu. "Aku sudah memeriksa identitasmu. Memang benar, kau bukan musuhku. Tapi kau telah menunjukkan keberanian dan kegigihan yang tidak biasa. Itu membuatku tertarik."

Nate merasa jantungnya berdebar keras. "Apa maksudmu?"

"Aku tidak akan melepaskanmu," kata Alex dengan tegas. "Kau akan tetap di sini sebagai tahananku. Kau telah berani menggigit jariku, dan aku tidak bisa membiarkan hal itu begitu saja."

Nate merasakan ketakutan kembali merayapi dirinya. "Tapi... aku tidak melakukan apa-apa selain membela diri. Aku tidak ingin masalah."

"Masalah atau tidak, kau sekarang ada di dalamnya," jawab Alex dengan dingin. "Namun, aku tidak berniat menyakitimu lebih lanjut. Kau akan tetap di sini, di bawah pengawasanku. Kita akan lihat bagaimana kelanjutannya."

Nate merasa bingung dan terjebak. Dia tahu bahwa melawan atau mencoba melarikan diri hanya akan memperburuk situasi. Yang bisa dia lakukan sekarang hanyalah berharap bahwa Alex akan berubah pikiran suatu saat nanti.

Alex berdiri dan mendekati Nate, tatapannya lebih lembut namun masih penuh kuasa. "Kau akan aman di sini, selama kau mengikuti aturan. Jangan coba-coba melarikan diri atau berbuat hal bodoh. Mengerti?"

Nate mengangguk pelan, tidak punya pilihan lain. "Mengerti."

Alex mengangguk dan berbalik meninggalkan ruangan, meninggalkan Nate sendirian dengan pikirannya. Di balik pintu yang tertutup, Alex merasa ada sesuatu yang berbeda kali ini. Dia tidak bisa menjelaskan perasaannya, tetapi dia tahu bahwa Nate adalah seseorang yang istimewa. Dan dia tidak akan melepaskan pemuda itu begitu saja.