Mil yang tersadar menyadari bahwa Miura tidak ada di sekitarnya. Dia juga tidak melihat adanya keanehan ataupun goresan luka di tubuhnya. Mil menganggap semuanya hanyalah mimpi saat ia tak sengaja tertidur. Mil yang sudah tidak peduli tentang apa yang terjadi berjalan kembali menuju arah markas Breaker. Markas Breaker adalah bangunan sederhana yang hanya memiliki 1 pintu. Namun anehnya, saat dia masuk ke markas, tidak ada satupun anggota Breaker yang ada di dalam sana. Biasanya ada beberapa anggota yang memanfaatkan markas sebagai tempat tinggal maupun istirahat.
"Bahkan barang-barang disini terlihat berbeda. Apa mungkin pemerintahan sudah mengetahui pergerakan kami?". Ucap Mil dalam hatinya. Dia yang panik langsung berlari keluar utuk menuju rumah salah satu anggota, yaitu Anwen. Sesampainya di rumah Anwen, dia langsung mengetuk pintunya dengan sangat keras sambil berteriak. Perasaan panik semakin kuat setelah 5 menit berlalu dan tidak ada balasan dari Anwen.
"Hey aku tahu kau dibesarkan oleh suku terpencil! Tapi kau pasti mengerti bahasak-". Sebuah cawan terjatuh dari atas mengenai kepala Mil.
"Kau mengganggu saja, aku tidak cukup tidur tadi malam. Masuklah dan naik ke atas, dan bawakan juga cangkirku". Mil kebingungan tentang apa yang dikatakan Anwen karena dia tahu tidak ada yang dilakukan Anwen semalam sampai pukul 2 pagi.
"Jarang sekali kau mau berbicara kepada manusia. Biasanya kau hanya mengucilkan dirimu sendiri". Ucap Anwen sambil menatap Mil dengan mata lesu.
"Anwen, kau tahu dimana anggota Breaker yang lain? Kenapa markas kita sangat kosong?". Anwen yang mendengar itu menatap Mil dengan tatapan kosong.
"Kau mengigau ya? Atau kau sedang sakit? Apa maksudmu Breaker?". Mendengar ucapan Anwen, Mil terkejut dan mulai panik kembali.
Markas kosong, anggota yang entah kemana, Anwen yang mengatakan hal-hal aneh, dan Breaker menghilang dari dunia ini. Mil yang curiga dari awal langsung mengingat apa yang sudah terjadi. Dia benar-benar tidak mengerti apa yang sedang terjadi disini. Anwen yang seorang anggota Breaker dalam waktu yang cukup lama. Tidak mungkin dia akan melupakan Breaker secepat itu. Yang ada di pikiran Mil hanyalah manipulasi milik Miura. Karena dia sadar yag bisa mengendalikan sihir hanyalah Miura seorang.
"Tidak salah lagi. Anwen, kita harus mencari dia!". Teriak Mil
"Dia siapa?". Jawab Anwen sambil menguap.
"Dia.....". Entah kenapa Mil tidak bisa mengingat nama, bahkan wajah milik Miura. Seakan-akan ingatannya telah diubah.
"Anwen, percayalah! Aku bertemu dengan seorang penyihir! Lalu dia melawan anggota Alter Syste-".
"Mil! Sampai kapan kau akan berbicara tentang Alter System? sejak kecil kau selalu mengatakan itu sampai seluruh kelas merundungmu". Mil benar-benar tidak paham tentang situasi ini.
"Sudahlah, Mil. Segeralah pergi ke tempat master, dia sudah menunggumu sejak seminggu lalu".
"Siapa itu master? Dan dimana dia?". Mil bertanya kepada Anwen.
"Jangan bercanda lagi, pergilah menuju jalan nomor 4 di tengah kota, kau akan menemukan papan tempat makan, dan disampingnya adalah rumah master". Anwen menjelaskan kepada Mil walaupun dia terlihat sedikit marah.
Mil pergi meninggalkan rumah Anwen untuk menemui master. Dia bersumpah kepada dirinya sendiri bahwa dia tidak mengenal Master yang dimaksud oleh Anwen. Keadaan kota juga terlihat sangat berbeda. Suasana kota yang damai, banyak sekali terdengar tawa lepas dari anak-anak. Seakan melihat Miura yang menggunakan sihir, Mil tidak percaya dengan pemandangan kota ini.
".......sadar...lah...". Samar-samar Mil mendengar suara di dalam kepalanya. Mil yang sudah lelah dengan keadaan kota tidak menghiraukan suara itu dan lanjut berjalan ke tempat Master.
"Master! Buka pintunya! Aku diluar!". Mil menggedor pintu dan memanggil Master dengan suara yang sangat keras. Pintu terbuka secara tiba-tiba dan Mil segera masuk ke dalam untuk bertemu sang Master. Rasa penasaran Mil membuat dia bertindak tanpa berpikir, banyak yang harus ditanyakan tentang apa yang terjadi.
"Masuklah, aku akan menemuimu sebentar lagi". Terdengar suara dari dalam rumah. Rumah yang terlihat rapi, barang-barang yang terlihat tua namun masih terawat. Mil berjalan kedalam dan berdiri di dekat salah satu figura kosong. Dia menatap figura itu dan berpikir tentang nasibnya dan teman-temannya.
"Tidak ada apa-apa di figura itu". Sosok yang dipanggil master pun akhirnya menampakkan wujudnya. Pria tua dengan pakaian putih dan seekor kera di pundaknya.
"Maaf mengejutknmu, aku akan membantumu dari sini, Mil". Tanpa pikir panjang, Mil berjalan ke arah Master sambil memasang wajah marah.
"Jelaskan semuanya pada-". Mil mencoba meraih Master namun dia tidak bisa. Dalam sesaat, sosok master itu hilang dalam sekejap dan muncul di belakang Mil. Mil sudah yakin bahwa semua kejanggalan di dunia ini ada hubungannya dengan orang yang dipanggil sebagai Master.
Dengan raut muka masam, Mil menatap Master dengan waktu yang cukup lama. Tidak ada suara apapun dan hanya ada keheningan diantara mereka. Master berjalan perlahan ke arah Mil dan duduk di kursi yang berada tepat di samping Mil. Master menghela napas panjang dan menatap kosong ke depan. Seolah tidak menganggap Mil ada, Master hanya diam sepanjang waktu.
"Apa yang sebenarnya orang ini lakukan?!? Dia tidak menganggapku ada?!". Ucap Mil dalam hati. Mil mengernyitkan dahinya dan menatap sinis ke arah Master.
"Kesabaran itu ada batasnya!". Mil bersiap untuk menyudahi situasi ini dengan menendang Master dari belakang. Mil terkejut, bukan hanya serangannya yang gagal namun dia juga berpindah tempat ke dalam sebuah kekosongan yang berwarna putih bersih.
"Ini bukan duniamu. Sedari awal, sejak kemunculan Miura di duniamu, kerusakan antar dimensi telah terjadi di beberapa tempat". Mil mendengar suara master yang entah dari mana.
"Maka kembalikan aku ke duniaku! Aku tahu ini semua ulah orang itu!".
"Percuma, kau yang sekarang hanya akan mati disaat kau kembali ke dunia aslimu. Dan Miura bukanlah penyebab semua ini, justru dia adalah orang yang sedang berusaha menyelamatkan duniamu".
Suara Master yang terdengar entah darimana, Mil yang terjebak dalam sebuah ruang hampa putih yang kosong dan tak berisikan apapun. Master berkata bahwa jika dia bisa tenang, dia akan menjelaskan segalanya kepada Mil. Setelah menyetujui itu, Mil kembali ke ruang tamu dan duduk di depan Master.
"Mil, menurutmu kenapa dunia ini bukan duniamu? Kita lebih kecil dari debu jika dibandingkan dengan kumpulan planet di alam semesta ini. Dan ada banyak versi dari dunia ini, ratusan, ribuan, jutaa, bahkan tak terbatas. Miura adalah orang yang berasal dari dunia lain, sama sepertiku. dia memindahkanmu ke dunia ini dan menarikku ke dunia ini sejak dia mulai melawan penjajah di dunaimu". Mil yang bingung mendengar penjelasan Master hanya bisa diam dan kebingungan.
"Semua ini, Infinite Dimension".