Chereads / Luna's lives / Chapter 3 - 3.

Chapter 3 - 3.

dingin, basah dan lengket, rambutku dan bahu ku

aku berusaha untuk menahan air mataku, rasa malu ku lebih parah di banding tumpahan coca-cola di bahuku. sekelilingku seperti waktu serasa berhenti

tidak orang-orang memang berhenti dan menyaksikan adegan itu

seseorang menarik lenganku, membantuku untuk berdiri, pikiranku kosong dengan perasaan malu berserta panik semua mejadi satu kesatuan,

saat sadar aku sudah berada di tangga darurat dengan beberapa orang dengan wajah bersalah,

setidaknya mereka menyesal, siapa yang suruh mereka bermain-main ditengah kerumunan orang yang habis menonton, lalu lorongnya pun tidak terlalu besar,

ukuran tubuh mereka tinggi menjulang sekitar 180an dan harum, dengan pakaian yang bagus

"kami minta maaf yang sebesar besarnya" ucap salah satu mereka

"kami akan bertanggung jawab." timpalnya

menatap mata mereka adalah hal yang lumayan sulit, perbedaan tinggi badan kami memang lumayan jauh " KAU MEMANG HARUS!!" ucap ku sedikit berteriak

bagaimana aku pulang sekarang, mereka yang di sana pasti melihat ku dengan pandangan yang aneh

jika aku keluar dengan keadaan seperti ini, bagaimana ini

air mata yang kutahan mengalir lancar begitu aku mulai berbicara tadi, itu aneh aku tidak mau menangis tapi air mata ini tetap saja mengalir,

" ee.. nama saya Morgan saya benar-benar minta maaf, untuk sekarang boleh saya antar ke rumah." ucap pria dengan rambut hitam mengkilat nan mengembang, matanya tajam bagai katana yang di gunakan oleh profesinal, sebenernya aku suka dengan matanya, tapi ini bukan waktu yang tepat, aku sangat berantakan.

dia mencoba mensejajarkan matanya dengan ku, matanya yang cerah dan besar menginagtkanku dengan anjing golden retriever, harumnya manis permen dan buah

"sudah ya aku minta maaf" bukankah itu terdengar egois, kurasa matanya tidak dapat melihat dengan baik, aku lepek dan jelek.

tanpa berkata lagi aku berbalik dan pergi dengan langkah yang sedikit berlari, hari sabtuku yang berantakan, aku tidak jadi nonton film dan mungkin dalam waktu yang lama aku tidak akan ke sini,

ku putuskan untuk menyewa mobil untuk menuju ke kosanku, situasi seperti ini tidak mungkin aku naik busway.

saat di halte banyak orang yang memperhatikanku, setelah ku lihat aku tidak seburuk itu? atau karena mata ku yang sembab, beruntungnya mobil yang kusewa datangnya lebih cepat dari biasanya.