Cerita ini berawal dari sosok mahasiswa yang bernama Naval Orman.
Seorang mahasiswa yang dikenal sebagai anjing penjilat kampus.
Dengan berbekal usaha keras, ia memiliki pacar bernama Clara, salah satu dewi kampus dengan kecantikan luar biasa yang tiada bandingannya jika lawannya adalah perempuan biasa.
Selama tiga tahun, sudah banyak usaha yang Naval kerjakan hanya demi menyenangkan pacarnya itu.
Bekerja paruh waktu saat senggang setiap hari, mengorbankan waktunya bersama teman satu asrama hanya demi bekerja, bahkan sampai hari libur sekalipun.
Naval tetap bekerja keras demi menghasilkan uang karena kondisi ekonominya buruk, berhubung ia harus menyenangkan pacarnya itu, Naval tidak memiliki pilihan lain selain bekerja seperti orang gila tanpa apa pun yang bisa dicapai karena uangnya selalu habis setiap bulannya.
Dan kini, di tahun terakhir sebelum kelulusan, Clara mengajak Naval untuk bertemu tepat di depan asramanya.
"Sudah cukup Naval, kita putus!" ucap Clara dengan gampangnya mengatakan kata-kata tidak mengenakkan itu pada Naval.
"Apa? kenapa?" Naval menunjukkan ekspresi khawatir.
"Masih belum berkaca? lihat penampilanmu!"
"Kusut, miskin pula!" ucap Clara sambil tersenyum sinis melihat pakaian Naval.
Naval hanya bisa tercengang mendengar kata kata Clara.
"Aku memintamu membelikan ponsel baru, tapi apa?"
"Sudah satu bulan aku menunggu dan permintaan kecilku itu bahkan tidak bisa kamu penuhi" ujar Clara.
"Tunggu Clara!"
"Baiklah, aku belikan! ayo pergi ke toko ponsel" ajak Naval dengan rasa putus asa.
"A-asalkan kita tidak putus" lanjut kata Naval dengan tubuh gemetar.
"Terlambat!"
"Aku sudah tidak memerlukanmu lagi" ucap Clara berjalan mendekati mobil yang terparkir di pinggir jalan.
"Keluarlah sayang~"
"Aku sudah mencampakkannya" ucap Clara sambil mengetuk pintu mobil dengan pelan.
Pintu mobil mewah dengan warna hitam legam itu terbuka perlahan.
Naval menunggu sosok yang sudah membuat Clara memutuskan dirinya dengan perasaan khawatir dan takut.
Seseorang keluar dengan pakaian jas mahal dan rambut tertata rapi, aksesoris mahal seperti kalung dan jam tangan emas melengkapi penampilannya.
Melihat orang itu, Naval bertekuk lutut.
Orang yang selalu membuat dirinya menderita di kampus, orang yang selalu merudungnya, bahkan pernah membuat dirinya masuk ke rumah sakit.
Anak konglomerat keluarga kaya "Tio!"
"Apa kabar pecundang!" ucap Tio langsung mengejek Naval sesaat setelah keluar dari mobil.
Tangan Naval bergetar, ia tidak menyangka kalau pacarnya Clara akan menjalin hubungan dengan musuhnya Tio.
"Clara, tidak mungkin ..."
Naval menunduk, ia memang menyadari kalau Clara tidak membuka hati untuknya.
Hal itu karena Naval belum pernah melakukan hubungan kontak fisik dengan Clara, bahkan selama tiga tahun lamanya.
Naval berpikir dengan usaha keras, ia pasti akan membuat Clara membuka hatinya secara perlahan.
Namun hal yang ia saksikan di depannya ini telah meruntuhkan seluruh keyakinan dan harapan Naval pada Clara.
"Bagaimana rasanya pecundang?"
"Pacarmu kini milikku!" ucap Tio sambil mencium Clara tepat di depan Naval.
Tidak tahan melihatnya, Naval menunduk sekali lagi sambil menutup matanya karena tidak tahan melihat pacar yang selama ini ia perjuangkan direbut orang lain dengan mudah.
Setelah selesai berciuman, Clara menjilat bibirnya sendiri sembari melihat Naval seraya berkata "dasar bajingan miskin" ucapnya mengejek Naval sekali lagi.
"Ayo pergi sayang!" ajak Clara.
"Ayo, aku tidak tahan mencium bau pecundang ini!" jawab Tio.
"Euhh .... ayo pergi, kita bisa terjangkit penyakit" ujar Clara mengejek sekali lagi sambil menutup hidungnya.
Vroom! Vroom!
Suara mobil Tio pergi membawa Clara bersamanya, meninggalkan Naval seorang diri di depan asramanya dengan hati yang hancur.
"Euarghh!"
Naval berteriak sambil memukul tanah, ia jatuh ke dalam jurang keputusasaan.
Ketidakmampuan dalam hal ekonomi telah membuatnya kehilangan pacar yang selama ini ia perjuangkan.
Merasakan sakit hati yang luar biasa itu, Naval telah membulatkan tekadnya untuk tidak akan pernah mencintai wanita manapun dengan setulus hatinya.
"Mulai detik ini, tidak ada lagi cinta pada wanita!" ucap Naval dengan tatapan tajam menatap ke arah dimana mobil Tio pergi membawa Clara.
Disaat keputusasaan melanda Naval, sebuah layar hologram terlihat didepan matanya
[Host telah memenuhi syarat]
[Mengikat Sistem Cashback]
[Dana awal $999.999.999.999.999 telah diberikan!]
[Aturan Sistem]
[Sistem akan mengikat wanita dengan nilai kecantikan tertinggi]
[Afinitas akan terbentuk setelah wanita berhasil diikat]
[Dana sistem akan disetorkan pada rekening kedua yang akan anda terima]
[Host hanya boleh membelanjakan dana sistem pada wanita!]
[Dana yang dihabiskan akan dikembalikan sebesar 10% setelah afinitas dari wanita yang diikat mencapai angka 90 atau lebih]
[Hadiah keterampilan acak akan dipicu setelah berhasil meningkatkan afinitas]
Naval terdiam, ia membaca seluruh tulisan yang tertera dalam layar hologram tersebut seakan tidak percaya.
Naval mencoba menyentuhnya, namun apa yang terjadi pada tangan Naval lebih mengejutkan, ia bisa menyentuhnya.
Layar itu pun berubah menunjukkan keadaan Naval, mulai dari emosi bahkan sampai uang yang dimiliki olehnya.
Naval mencubit pipinya, "sakit, ini nyata!"
"Hahaha"
Naval tertawa kecil, "Clara, akan aku pastikan untuk membalas penghinaan darimu hari ini!" ucap Naval dengan air mata mengalir sambil tersenyum jahat memikirkan apa yang akan ia lakukan kedepannya dengan layar hologram yang akan ia sebut sistem kedepannya.
Tengah kota, tepat di sebuah mall, Naval berjalan mencari mangsa yang akan ia ikat dengan ekspresi mengerikan.
"Tidak ... tidak ... tidak ..."
Naval melirik berbagai wanita yang ia lewati, namun sistem tidak menunjukkan reaksi yang ia inginkan.
"Sebenarnya bagaimana cara mengikat wanita?" pikir Naval tepat sebelum sistem menunjukkan reaksi dengan memberikan bunyi yang terdengar baru bagi telinga Naval.
Ting!
[Wanita dengan nilai kecantikan 8.2 terdeteksi!]
Naval melirik ke sekitar, ia mencari wanita dengan paras paling cantik, dan saat itu juga, ia melihat seseorang yang ia ketahui sebagai dewi kampus dari jurusan seni.
[Limei Gyaku]
[Usia: 21 tahun]
[Tinggi: 164 cm]
[Berat: 51kg]
[Uang dimiliki: Rp.9.550.000]
[Afinitas terbentuk]
[Nilai kesukaan: 0 poin]
Naval melihat berbagai informasi mengenai wanita itu, Limei Gyaku, sosok dewi kampus yang ia ketahui sebagai darah campuran antara negara Zambrud dan negara Matahari terbit.
Naval mendekat, ia mencoba mendekati Limei sambil mendengarkan percakapan yang ia lakukan dengan temannya.
"Kenapa mahal sekali? padahal hanya ayam!" ucap Limei.
"Benar, harga toko sebelah juga tidak semahal ini" ucap teman Limei bernama Lilia protes terhadap penjual makanan yang hendak mereka beli dagangannya.
"Ini sudah harga terendah adik kecil" ucap penjual makanan itu.
"Sebaiknya pergi jika kalian tidak mau membeli!" ucap Naval menyela antrian.
"Tolong satu porsi bos" ucap Naval memesan.
"Baiklah" jawab si penjual makanan.
"Hei! kami duluan yang antri" ucap Limei seakan tidak terima Naval memesan duluan.
"Kalian terlalu lama, nih 100 ribu sebagai ganti rugi!" kata Naval memberikan uang pada Limei, "atau aku akan membayar makanan yang kalian pesan" lanjut kata Naval sambil menunjukkan kartu rekening dimana dana dari sistem berada.
Limei menatap Naval dengan tajam, baju kusut, rambut berantakan, mata panda seakan kurang tidur, tubuh lesu.
"Bahkan orang sepertinya pun mencoba memamerkan kekayaannya" pikir Limei melihat penampilan Naval.
"Mencoba pamer huh? apa kamu bahkan punya kemampuan melakukannya?" tanya Limei.
Naval sedikit tertegun saat mendengar tantangan Limei, Naval pun tersenyum lalu berkata "maka cobalah!"
"Kalau begitu belikan aku seluruh makanan ini sebagai ganti rugi" ujar Limei.
"Sekarang bagaimana kamu akan menanggapinya?" batin Limei dengan perasaan mendominasi.
"Baiklah, aku akan membeli seluruh makanan ini atas nama dirimu, imbalannya cukup berikan aku kontak we-chatmu" ujar Naval memberikan penawaran.
"Laki-laki sombong, mari kita lihat apakah kamu bisa bertahan setelah ini!" batin Limei dengan perasaan bangga karena Naval terpancing olehnya.
"Baik, aku akan memberikannya" jawab Limei.
Naval menyeringai, "Berapa total semuanya bos??"
"Lima juta rupiah" jawab si penjual makanan.
Naval mengajukan ponselnya untuk membayar secara digital dengan memindai kode QR.
Tepat setelah berhasil, si penjual makanan itu berteriak senang karena Naval benar-benar membeli semuanya.
"Nah, silahkan dimakan!" ucap Naval mempersilahkan.
"Kamu cukup tangguh" ucap Limei sambil memperhatikan ekspresi Naval.
[Afinitas meningkat 3 poin]
"Ini kontakku!" lanjut kata Limei sambil menunjukkan kontak we-chatnya.
Andy menyimpan kontak Limei lalu berkata "baiklah, sekarang tunjukkan rekening bank milikmu" ucap Naval.
Limei sedikit heran, "untuk apa?"
"Tentu saja membayar ganti rugi karena telah menerobos antrianmu" jawab Naval.
Lilia berbisik kepada Limei, "berikan saja Limei, pria miskin bodoh ini tampaknya sudah gila"
"Baiklah" jawab Limei.
Limei pun menunjukkan kode QR rekening bank miliknya, Andy memindainya lalu mengirimkan uang sebanyak Rp.10.000.000 pada rekeningnya.
Transfer berhasil!
Limei terkejut, ia tidak menyangka kalau ia akan mendapat uang ganti rugi sebesar Rp.10.000.00 dari Naval.
[Afinitas meningkat 10 poin]
"Sepuluh juta!?" Limei secara tidak sengaja menyebutkan nominal dari transfer yang Naval kirimkan.
"Itu sudah setara dengan uang bulananku" batinnya dalam hati.
Lilia yang ada di sampingnya pun ikut terkejut saat melihatnya, sepuluh juta rupiah diberikan begitu saja pada Limei.
Merasa tidak terima, Lilia protes kepada Naval sambil berkata "dimana bagianku?"
"Aku juga korban disini" ucapnya dengan tidak tau malu kepada Naval.
"Benar juga ..."
Naval mengirim sepuluh juta tambahan pada rekening Limei dengan begitu mudahnya sambil berkata "sudah!"
"Du-dua puluh juta!"
[Afinitas meningkat 5 poin]
Orang-orang disekitar yang sudah tidak bisa mengabaikan keberadaan Naval mulai memperhatikannya setelah ucapan Limei yang menyebutkan jumlah nominal uang yang ia terima di rekeningnya.
"Apa-apaan dia ini!?" batin Limei.
"Berpenampilan lusuh tapi aslinya generasi kaya dari keluarga konglomerat?!"
Limei secara tidak sadar mendekati Naval lalu berkata "karena kamu memang memiliki kemampuan, maka aku akan menjadi temanmu seharian ini" ujar Limei mencoba menggoda Naval.
"Menarik, mari berbelanja lebih banyak" ajak Naval berjalan pergi sambil memakan ayam goreng yang telah ia pesan.
"Lilia, aku akan berjalan-jalan sebentar!" ucap Limei memberikan lambaian tangan sebagai kode.
"Baiklah, jangan lupa mengirimkan bagianku, aku akan menghabiskan seluruh makanan ini sendiri" jawab Lilia membalas lambaian tangan Limei.
Limei mengikuti disamping Naval meninggalkan Lilia bersama dengan seluruh makanan yang telah dibeli oleh Naval.