Ketika Marissa terbangun di pagi hari, ia terbaring di atas tubuh Rafael yang tak berbaju, masih hangat dalam dekapannya.
"Se*ksi!" Ia berbisik dan meninggalkan ranjang dengan semangat tinggi setelah mencium pipinya.
Semalam setelah selesai dengan cerita, ia bergabung dengannya di ranjang. Marissa yang tadinya berguling kesana kemari sebelum kedatangannya, tidak butuh waktu lama untuk terlelap dalam tidurnya.
Itu hampir seperti mukjizat.
Seorang wanita yang tidak bisa tidur dengan nyenyak selama empat tahun terakhir merasa lega dan langsung bisa tertidur pulas dalam pelukannya.
Saat mandi, dia teringat sesuatu dari tidurnya. Dia tidak bisa memastikan apakah itu mimpi, atau memang terjadi.