Marissa sadar bahwa apa yang dikatakan Flint padanya bukan sekadar omong kosong tapi fakta nyata.
Berbaring di tempat tidurnya sepanjang malam, ia bertanya-tanya apakah dia bereaksi berlebihan di restoran.
Anak-anaknya menemukan kesamaan yang mencolok antara dia dan Alex yang berarti siapa saja dapat melihat keduanya dan dengan mudah menyimpulkan.
Ia terus gelisah di tempat tidur sampai ia melemparkan selimutnya dan bangun. Ia berjalan dengan hati-hati ke dapur dan menyalakan mesin kopi.
Insiden semalam terus diputar ulang dalam pikirannya lagi dan lagi.
"Tidak bisa tidur!" mata terpejam saat mendengar suara mengantuk Sophie di belakangnya.
"Tidak. Aku tidak bisa. Tapi aku rasa, Flint benar." Ia berkata lembut.
Sophie mengambil bangku di sebelah Marissa dan duduk di atasnya. Mereka berdua duduk di sana seperti dua gadis sekolah yang mengenakan piyama.