Valerie ingin kedamaian, makanya ia memilih duduk di pojokan kafe murah ini, menyeruput secangkir kopi hangat.
Ia tidak pernah menyukai kafe ini. Terlalu biasa dan terlalu sederhana untuk standar yang biasa ia kenakan. Ia selalu lebih memilih yang kelas atas, tapi hari ini ia di sini untuk mendapatkan kejernihan pikiran. Dengan budget terbatas, ia tidak bisa berbelanja sembarangan.
Kartu kreditnya diblokir, dan pusaka keluarganya dicuri. Ia pun tidak bisa mengajukan kasus pada siapa pun karena itu bukan miliknya sejak awal.
Ia masih memiliki cukup perhiasan untuk bertahan beberapa tahun, namun ia harus mengeluarkan setiap sen dengan hati-hati.
Jarinya tanpa sadar mengikuti gagang cangkirnya. Bahkan warna kopinya pun mengecewakan.
"Haruskah aku membesuk tempat seperti ini sekarang? Kenapa oh, kenapa!" ia menyandarkan keningnya di atas meja. Tak pernah dalam mimpi terliarnya ia membayangkan hidup seperti ini untuk dirinya sendiri.