Saat itu gerimis kecil di sabtu pagi, juga suara sepatu memimpin indera mendengar semua orang untuk pertama kalinya hujan turun pada musim panas di awal bulan Mei. karyawisata yang akan di lakukan oleh SMA Sowon tetap di lanjut kan meskipun saat itu cuaca terlihat sedikit berangin dan hujan menjadi semakin deras.
Para murid terlihat duduk berbaris di dalam bus yang akan membawa mereka menuju kota Ansan yang terletak sedikit jauh dari pusat kota Seoul.
karena Minju yang lelah dengan semua mata pelajaran selama ini dia memutuskan untuk sedikit beristirahat.
meskipun dia adalah seorang adik kelas, tapi Yujin sama-sekali tidak memiliki rasa hormat terhadap Minju, dan sekali lagi dia mencoba untuk mengerjai wanita itu
dengan memakai topeng The Scream. dengan mencoba sedikit menyenggol bahu Kim Minju dia kemudian langsung berdiri di depan nya.
saat Minju membuka mata
"Hya!!!!" Suara pekikan Minju yang ketakutan membuat Chaewon yang sendari tadi melihat keluar jendela terlihat sedikit panik.
setelah itu yang terdengar hanya suara tawa Yujin yang merasa puas karena sudah berhasil mengerjai Minju sambil melepaskan topeng nya karena merasa sedikit pengab.
bus masih berjalan dengan kecepatan di atas rata-rata.
Chaewon mencoba untuk menenangkan Minju dengan mengusap-ngusap punggung nya sambil berkata "Tidak apa-apa"
Yujin pun mendapatkan bogeman dari Chaewon yang membuatnya sedikit meringis kesakitan pada perut nya.
"Dasar... kau ini---"
Belum sempat Yujin melanjutkan kata-kata nya tiba-tiba saja Shin Ryujin datang dan menjewer telinga Yujin dia kembali menarik bocah nakal itu untuk kembali duduk di atas kuris nya yang berada tepat di sebelah Siswa bernama Choi Yena
yang hanya bisa tersenyum dengan lebar kearah mereka.
"Berhenti lah mengerjai anak osis dan duduk lah di kursi mu"
Ujar Shin Ryujin dengan nada yang sangat dingin dan juga datar kemudian dia kembali berjalan kebelakang dan duduk di tepat Kazuha sambil mengenakan Headphone nya.
Yujin merasa sedikit kesal mentang-mentang dia adalah kakak kelas apa dia bisa bersikap seenaknya seperti itu?
Yujin melirik kearah Yena yang hanya bisa mengangkat bahu nya antara acuh tak acuh.
meskipun jika mereka protes ke wali kelas pasti tidak akan ada yang mau mendengar kan murid nakal seperti dirinya.
mengingat akan hal itu Yujin hanya bisa memijit pelipisnya dan menghela napas, dia segera bersandar pada kursi mobil untuk mengistirahatkan punggung nya yang lelah.
bus yang hampir saja menampar seekor rusa dengan cepat berhenti membuat kehebohan di sekitar mereka.
murid-murid terlihat mulai protes kepada sang pengemudi namun dengan cepat wali kelas mencoba untuk memenangkan anak-anak didiknya itu.
kepala Yujin terjedot di kuris depan nya membuat nya merasa sedikit kesal.
tadi dia di suruh agar tidak berisik sekarang siapa yang paling berisik disini? para guru dengan seenak jidat nya mencampur aduk kan antara kelas dan memasukkan mereka ke dalam bus yang sama.
membuat senioritas terasa sangat kental di tempat itu.
Yujin yang sangat nakal dan suka bermain tentu saja mengalami sedikit tekanan secara batin.
dia segera memasang airpod dan mendengar lagu Beast yang berjudul On Rainy Days dengan suara volume yang sedikit di keraskan.
Semua orang kembali sibuk dengan dunia mereka masing-masing Yujin bertanya-tanya dalam hati sambil memperhatikan orang-orang apa ini benar-benar bisa disebut sebagai karyawisata?
Sebenarnya Yujin sedikit kesal dengan perlakukan Shin Ryujin tadi meskipun jika mereka terlahir dari Ayah yang berbeda, tetapi tetap saja dia adalah adiknya.
menyadari Ryujin hampir menyembunyikan hal itu selama 2 tahun dari orang-orang di sekolah membuat nya merasa sedikit kesal.
Ibu Ryujin memutuskan untuk bercerai dari ayah nya yang tukang mabuk dan memutuskan untuk menikah dengan seorang pria kaya raya yang selama ini selalu Ryujin anggap sebagai selingkuhan nya.
Ketika Ayah Shin Ryujin mencoba untuk menyerang pria itu dengan botol minuman yang pecah, dia langsung di tangkap oleh polisi dan saat ini sedang berada di dalam penjara.
Ya, ayah Ryujin keluar masuk ke dalam penjara untuk yang kesekian kalinya. insiden pada hari itu benar-benar membuat hubungan antara Ryujin dan Yujin menjadi semakin retak.
Selama ini bahkan kedua dari mereka tidak ada yang berani mengajak teman untuk bermain kerumah karena takut orang-orang akan mengetahui rahasia itu,
bahwa mereka adalah saudara.
Ryujin melihat keluar jendela dan secara tiba-tiba kenangan buruk itu kembali memenuhi memory nya yang beracun.
Saat ibunya memilih untuk menikah dengan orang kaya, Ryujin sudah di tinggal bersama Ayah nya sejak dia berusia 2 tahun dan selama hidupnya dia tidak pernah merasakan kasih sayang yang cukup dari seorang ibu.
Pertama kali Ryujin tinggal bersama mereka setelah Ayah nya terlilit hutang kepada rentenir dan terpaksa harus di penjara saat itu Ryujin masih berusia 10 tahun.
Ibunya memperlakukan Ryujin dengan tindakan yang sangat dingin karena bagaimana pun Ryujin sudah lahir dari pria yang sangat dia benci di dunia ini.
Ingatan bahwa dia sering di pukul dan di tampar oleh pria itu membuat Ibu nya selalu memalingkan wajahnya di saat Ryujin membutuhkan kasih sayang nya.
dia benar-benar di perlakuan secara berbeda dengan Ahn Yujin yang lahir dari pria yang sudah menyelamatkan nyawanya.
Karena itu dia begitu menyanyangi Yujin tidak seperti kakaknya.
tapi meskipun begitu ayah dari Yujin tetap memperlakukan kedua putra mereka dengan cara yang sama.
Dia sama sekali tidak membeda-bedakan Ryujin dan juga Yujin dan memberikan fasilitas yang sama bagi keduanya.
Karina mencoba membuka sebuah plaster dan menempelkan nya pada sepatu nya yang sudah bolong guna untuk menutupi nya.
"Cha. Sekarang kau tidak perlu khawatir lagi" Ucapan Karina itu hanya bisa membuat Winter tersenyum dia belum pernah bertemu dengan orang yang berpikir sepositif Karina sebelum nya.
Jadi kadang dia merasa bahwa itu adalah sebuah berkat dari langit.
"tetap saja aku akan membeli kan mu sepatu baru untuk mu" ujar Winter yang tidak ingin di bantah sambil mengusap kepala Karina dengan lembut
Apa menjadi miskin adalah sebuah dosa? tiba-tiba saja Karina terpikirkan oleh hal itu, meskipun selama ini dia selalu menyembunyikan nya karena tidak ingin membuat orang-orang khawatir tapi tetap saja dia berbeda dari murid-murid lain yang terlahir dari keluarga kaya.
sepertinya hanya Yena lah yang benar-benar menerima nasibnya sebagai orang miskin di lingkungan itu.
Yena selalu mengikuti Yujin kemana pun anak itu pergi awalnya mereka benar-benar tidak dekat, dan bahkan Yujin membenci nya, tapi karena lama ke lamaan dia menemukan sisi yang lucu dari pria itu akhirnya mereka bisa berteman dekat.
Saat ini pertemanan mereka sudah terjalin selama 2 tahun.
Dan sebenarnya Yena mengetahui rahasia antara Yujin dan kakaknya secara tidak sengaja, namun Yujin tidak membenci nya, dan tetap berteman dengan Yena. karena bagaimana pun Yena yang kadang sangat ember itu akhirnya bisa menyimpan rahasia juga.
Gisselle membuat coretan di wajah Ningning dengan spidol yang membuat wanita itu segera terbangun. setelah melihat cermin pada alas make up nya dia segera menjitak kepala wanita itu dan kemudian tertawa dengan keras.
"aku benci suasana yang terlalu sunyi ini" ujar Gisselle sambil memperhatikan kearah Wonyoung yang sedang sibuk belajar
Sebagai anak dari pemilik ketua Yayasan di sekolah, dia cukup di segani oleh semua orang disana.
karena itu tidak ada yang berani berisik di dalam bus itu kecuali Ahn Yujin jika dia mau.
tapi karena Yujin tau dia mungkin saja akan dimarahi oleh Shin Ryujin lagi akhirnya dia memilih untuk diam.
-+-
Setelah menempuh perjalanan selama 3 jam penuh akhirnya bus pun tiba di sebuah penginapan yang bernama Abian.
meskipun Yujin terlihat sangat nakal tapi dia tetap membantu wali kelas mereka untuk menurunkan beberapa koper dari dalam bus.
semua anak berterimakasih kepadanya kecuali Shin Ryujin dan juga Kim Minju yang hanya bisa memelototi sambil memberi isyrat dengan tangan nya bahwa dia akan mengawasi anak itu.
Yujin yang merasa tidak terima hanya bisa mendengus kesal.
Setelah semua koper di terima oleh pemilik masing-masing Yujin pun akhirnya masuk ke dalam penginapan bersama dengan
Choi Yena teman terbaik nya di sekolah.
Wali kelas mereka pun mulai membagikan kunci kamar kepada semua murid secara adil.
kamar akan di tempati oleh empat orang dengan kasur atas bawah yang akan di gunakan. Sebenarnya tempat itu terlihat sama sekali tidak mewah dan cukup usang.
benar-benar berbanding terbalik dengan citra SMA Sowon yang terkenal dengan kemewahan nya.
Yujin hanya bisa menghela napas saat sadar dia di bagi dengan kamar yang sama dengan Ryujin, Kazuha, dan juga Yena.
Kazuha adalah teman baik dari Shin Ryujin jadi itu mungkin saja tidak masalah baginya. tapi bagaimana dengan dua orang yang lain?
Ryujin hanya bisa memutar mata malas dan kemudian menarik kopernya mungkin itu akan jadi kali pertamanya menginap di dalam satu ruangan yang sama dengan adiknya Yujin.
Ryujin mencoba untuk menyalakan lampu setelah tiba di dalam kamar dan menaruh kopernya disudut ranjang.
"Apa yang akan kau lakukan?"
Tanya Yena pada Yujin anak itu secara tiba-tiba mulai membisik kan sesuatu di telinga Yena yang membuat nya tersenyum
Kazuha dan Ryujin yang melihat hal itu mulai bertanya-tanya dalam hati kira-kira apa yang akan kedua bocah nakal itu lakukan.
Yujin sudah mendengar nya bahwa di belakang gedung penginapan mereka terdapat hamparan hutan yang luas jadi nanti dia akan pergi ke sana setelah hujan reda untuk mengambil beberapa foto dan mengupload nya di SNS.
Bisa di bilang sebenarnya mereka tidak memiliki rencana yang nakal, hanya saja mungkin itu agak nakal karena mereka di beritahu untuk tidak pergi kemana pun hari ini.
kecuali besok pagi untuk karyawisata.
Setelah menunggu cukup lama hujan pun berhenti pada pukul 2 siang meninggalkan mendung yang masih menggambar di langit.
Yujin dan juga Yena secara diam-diam dan menghendap-hendap keluar dari dalam penginapan yang hanya di awasi oleh satu orang laki-laki yang berumur sekitar 50 tahun.
Setelah sampai di luar dan menyadari benar-benar tidak ada hujan Yujin dan Yena pun mulai melempaskan jas hujan mereka.
"sekarang ayo kita mengambil foto"
foto yang Yujin maksud bukan foto dirinya karena bagaimanapun dia tidak senarsis itu. dia mulai mengeluarkan kamera dan mengambil foto pemandangan yang mendung. duan yang baru saja di basahi oleh hujan. dan beberapa foto langit dan juga Yena.
di balik kabut yang masih terlihat tebal Yujin kembali memeriksa hasil pada fotonya.
dia terlihat sedikit tidak percaya setelah melihat ada sesosok bayangan hitam. jadi dia mencoba untuk sedikit memperbesar foto itu.
Yena yang bertanya ada apa pada Yujin juga ikut memeriksa foto seketika bulu kuduk mereka langsung merinding mereka mulai berteriak kencang dan meninggalkan tempat itu
Suara teriakan mereka bahkan memenuhi tempat penginapan yang sudah di sewa sehingga membuat beberapa siswi ikut berhamburan keluar dari kamar mereka.
"Ada apa Yujin? Yena?"
Tanya Wali kelas mereka terlihat khawatir Yena dengan suara yang sedikit gelegepan mencoba untuk menjelaskan semuanya.
"ad---ada hantu buk" Ujarnya yang membuat beberapa orang ikut merinding dan beberapa lain nya malah tertawa.
Saat itu untuk yang pertama kalinya Karina sadar ternyata orang seperti Ahn Yujin juga takut dengan hantu.
Minju yang mendengar hal itu ikut tertawa seperti yang lain nya Yujin yang menyadari itu hanya bisa berdehem dan memberi isyarat pada Yena agar sebaiknya dia tutup mulut saja.
"Hantu? apa ada hantu di siang bolong seperti ini?" Guru mereka hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala merasa tidak habis pikir
Sebagai penganut katolik yang taat dia sama sekali tidak percaya dengan keberadaan hantu mau pun Alien.
"tidak buk, kami hanya secara tidak sengaja bertemu dengan ular" ujar Yujin mencoba untuk menjelaskan semuanya kepada guru mereka
"tapi kalian baik-baik saja kan?"
Tanya wanita itu terlihat khawatir
"Ya buk" jawab Yujin dengan sigap
"baiklah, sekarang masuk lah ke dalam kamar kalian masing-masing. jangan keluar sebelum waktu makan malam"
Guru Shi melihat ke arah arloji nya dan memberitahu waktu makan malam akan di mulai pada pukul 6.
Semua orang kembali ke kamar mereka begitu juga dan Yena dan Yujin
Ryujin yang menyadari bahwa suara keributan tadi di sebabkan oleh adiknya segera melemparkan bantal milik nya hingga mengenai wajah Yujin yang baru saja membuka pintu.
Yujin yang merasa tidak terima pun terlihat begitu marah dan hanya bisa mengepalkan tangan nya.
"Apa mau mu?"
Tanya Yujin yang sudah lebih dulu tersulut emosi dia tidak bisa diam lagi saat di perlakukan semena-mena seperti ini.
"Hya! apa kau tidak bisa diam dan mengunci mulut mu saja?"
Yujin yang mendengar hal itu langsung saja menonjok wajah Ryujin dan menyuruh agar sebaiknya dia saja yang diam disana.
Yena dan Kazuha mencoba untuk mererai mereka yang mulai berkelahi dengan hebat
Ryujin mendorong punggung Yujin hingga terbentur ke dinding dan mencengkram krah kemejanya.
"kau benar-benar berisik, dasar anak haram" mendengar hal itu Yujin merasa tidak terima dan langsung saja kembali memukul wajah Ryujin hingga tubuhnya tersungkur di lantai.
"Apa kalian bisa berhenti!"
Pinta Kazuha yang mulai berdiri di tengah-tengah mereka
Yena mencoba untuk menghampiri teman nya dan berusaha untuk menenangkan Yujin.
Yujin hanya bisa menjambak rambut nya dan beteriak kesal kemudian dia memutuskan untuk segera keluar dari dalam kamar itu.
Ryujin hanya bisa menyentuh sudut bibirnya yang berdarah saat Kazuha membantu nya untuk berdiri.
Yujin melupakan rasa takut nya dan kembali pergi ke hutan tempat mereka tadi mereka melihat penampakan misterius.
tapi kali ini dia melihat seorang wanita bersandar di dekat pohon pinus dan menawarinya sebuah rokok.
"Apa kau mau?"
Yujin segera mengambil rokok itu dan mengisap nya.
Wanita itu adalah Yeji orang yang sepertinya di sukai oleh kakaknya (?)
Sekarang dia malah bertemu dengan wanita itu di antara banyak orang dunia ini benar-benar penuh dengan lelucon.
"Ada apa dengan wajah mu?"
Tanya Yeji mencoba untuk menyentuh luka di wajah Yujin namun dia segera memalingkan mukanya.
"itu tidak penting, yang penting saat ini adalah kau baru saja melanggar aturan sekolah" ujar Yujin yang berjalan mendekati Yeji setelah mematikan putung rokok dengan menginjak nya.
Yeji yang merasa sedikit takut hanya bisa berjalan mundur kebelakang tapi sekarang punggung nya sudah menyentuh pohon pinus membuat nya tidak bisa kabur kemana pun.
Saat tangan Yujin mulai membelai wajahnya dia secara tiba-tiba mulai menutup mata melihat hal itu Yujin hanya bisa tersenyum dan menganggap hal itu menarik
Suara tawa kecil Yujin membuat Yeji kembali membuka mata dan merasa begitu malu
"Terimakasih untuk rokok nya" Yujin memutuskan untuk mengambil pematik dari wanita itu agar dia berhenti merokok dan memutuskan untuk kembali ke penginapan.