Setelah itu, Kim membawa plastik itu menemui Acheline yang masih ada di pinggir jalan menunggunya.
Acheline yang melihat plastik itu menjadi tersenyum kecil. "Serius.... Hanya satu kotak... Kenapa tidak dua kotak saja?"
"Apa maksudmu... Satu kotak ini banyak."
"Tidak bisa.... Beli lah lagi," Acheline menyela sambil menyila tangan.
Lalu Kim menghela napas panjang dan kembali lagi ke supermarket. "(Terserah lah, turuti saja.)"
Karena saking kesalnya, ia mengambil 2 kotak kondom lagi jadi sekarang dia memiliki 3 kotak. Ia bahkan meletakan dua kotak kondom itu dengan kesal di meja kasir. Wanita itu kembali menatap dan ia benar benar terkejut setengah mati.
"(Astaga, lelaki ini kembali lagi dengan dua kotak kondom?!!! Serius!! Berapa kali dia akan melakukan nya!!!)" ia menjadi terdiam kaku dan segera membungkus dua kotak itu sambil gemetar di hadapan Kim yang terdiam bingung menatapnya.
Setelah itu Kim kembali lagi dengan tiga kotak kondom di plastik tangan nya.
"Haha bagus.... Kau mengambil 3 sekarang, Ayo langsung saja," Acheline menarik tangan Kim mengajaknya masuk ke hotel.
"Aku ingin mandi dulu," kata Kim.
"Mandilah dulu, kita akan bergantian," kata Acheline.
Tak beberapa lama kemudian Kim duduk di samping ranjang dengan memakai handuk saja melihat ponselnya sendiri sambil menunggu Acheline yang masih mandi.
"(Ini bukanlah yang pertama kalinya untukku dari pada melakukan ini lebih baik aku memandangi wajah Nona Neko terus menerus,)" pikirnya lalu Acheline keluar, dia juga hanya memakai handuk saja.
"Apa kau menunggu lama?"
"Tidak juga," Kim membalas.
"Kalau begitu, bisa kita mulai saja?" tatap Acheline.
"Lepas handuk mu," kata Kim.
Lalu Acheline menurunkan handuk nya di lantai dan duduk di bawah Kim.
"Aku akan membuat milikmu berdiri."
"Ho..... Akan ku lihat itu," Kim menatap seringai.
--
Tak lama kemudian, Kim melempar satu kotak kondom di tempat sampah tepat dia melemparnya dari ranjang berbaring agak bersender ke pojokan ranjang dengan Acheline yang juga berbaring masih membuka mata di sampingnya, mereka berdua sama sama telanjang.
"Hei Kim, aku ingin bertanya sesuatu, apa kau puas malam ini?" tanya Acheline.
Kim terdiam sebentar dengan cuek, menyalakan rokok lalu menghembuskan napas rokoknya sambil mengatakan. "Tidak juga, semua orang tahu, semua Pria maupun Lelaki sepertiku lebih suka wanita yang masih perawan," balasnya.
"Baiklah, terserah saja... Carilah Gadis perawan saja jika kau tidak puas melakukan nya dengan ku," Acheline menjadi tersinggung.
"Haha apa kau sedang tersinggung, aku hanya bercanda, melakukan nya bersama mu sangatlah memuaskan, apalagi kau pandai dalam hal blow job*" tatap Kim.
"Terserah," Acheline masih kesal.
"(Yah.... Wanita.... Susah di mengerti.) Apa kau... Tidak terlalu memikirkan masa lalu mu saat kau di.... Perkosa?" tatap Kim.
"Buat apa mengingat nya kembali, yang ada malah sakit..." balas Acheline.
"Bagaimana perasaan mu saat kau benar benar di perkosa? Apa kau memberontak duluan? Dan mereka mengakitimu?"
"Sebenarnya jika di bilang menyakiti, mereka sama sekali tak melakukan apapun padaku, mereka juga tidak memukul maupun menamparku untuk menenangkan ku, itu karena aku memang sudah di beri obat, bangun bangun aku sudah sadar dan badan ku hancur semua," balas Acheline. Lalu Kim menjadi mengerti hal itu, ia lalu menarik bahu Acheline untuk mendekat padanya. Acheline terdiam bingung, ia menjadi tidur di bahu Kim.
"Kau tahu, kau wanita yang kuat bisa hidup hingga saat ini, apa kau memutuskan untuk terus tidur bersama pria?" tanya Kim.
"Tidak," balas Acheline. Seketika Kim terkejut. "Tu.... Tunggu, jadi aku..... Akuu....." ia menjadi terbata bata.
"Ya begitulah, kau orang kedua. Jadi jika kau menganggap ku aku tidur bersama Pria lain sebelumnya kau salah, aku tidur bersama mu untuk pertama kalinya meskipun yang pertama itu aku di gang bang," kata Acheline.
"(Astaga.... Kupikir aku meniduri jalang, ternyata hanya wanita yang sudah lama tidak melakukan nya meskipun dia sudah tidak perawan... Tapi tetap saja, rasanya sungguh malu,)" Kim menjadi putus asa sambil memegang keningnya sendiri.
"Oh benar, ngomong ngomong sebelum nya, sebelum Hwa lahir. Menurutmu saat itu kau berpikir apakah bayi Akai nanti Lelaki atau Perempuan?"
"Nona Neko suka pada kue apel di saat dia mengandung saat ini, sebelumnya dia tak pernah suka selain permen merahnya. Karena kue apel itu adalah makanan yang manis, jadi aku pikir itu laki laki dan rupanya memang benar..."
"Wah, kau yakin tidak berbohong?"
"Aku beneran... Aku sebelumnya memang sudah menebak bayinya laki laki... Apalagi dia melahirkan tepat di hari itu adalah hari di mulainya salju turun. Aku bahkan bertanya tanya bayinya juga agak dingin sifatnya?"
"Aku harap tidak, menghadapi dua orang yang memiliki sifat dingin saja sudah membuat ku tersiksa. (Yakni Nona Neko dan Tuan Felix.)" kata Kim.
"Yah itu benar juga sih," Acheline menambah, lalu ia melihat dua kotak kondom di meja dekat Kim.
"Hei..... Kau hanya menggunakan satu kotak rupanya, tidak berani sekali huh," tatap Acheline. Kim terdiam bingung lalu menoleh ke kotak itu dan menjadi tertawa kecil. Ia lalu mengambil satu kotak itu dan di berikan nya pada Acheline. Acheline mengambilnya dan menjadi terkejut karena kotak itu kosong.
"Aku menggunakan dua kotak malam ini, kau puas sekarang hm?" tatap Kim.
"Haha, benar benar keren, aku bahkan tak sadar sudah berapa kali kita melakukan nya hehe," tambah Acheline yang senang. "Hei.... Ayo lakukan lagi."
"Apa?! Kau mau melakukan nya lagi?" Kim menjadi terkejut.
"Ya, ayo lakukan lagi," Acheline menatap memohon dengan wajah riang nya. Seketika wajah Kim menjadi pucat.
--
"(Astaga, wanita ini benar benar tidak ada batasnya... Aku sudah sangat lelah di sini.... Haiz, terserah lah,)" Kim menghela napas panjang, ia lalu melihat tempat sampah di depan mereka agak jauh. Lalu ia mendapat ide. "Haha, jika kau bisa memasukan kotak itu di sana maka aku akan melakukan nya lagi," kata Kim.
"Hmp baiklah, aku akan melakukan nya," Acheline mulai mengambil ancang ancang lalu melemparnya, tapi karena itu, selimut yang menutupinya menjadi turun memperlihatkan dada nya. Kim juga terkejut melihat karena kotak itu masuk ke dalam tempat sampah, dan ia juga menoleh tak sengaja melihat dada acheline.
"Huhu, lihat itu!!" Acheline menatap senang.
Lalu Kim terdiam menghela napas, ia lalu meletakan rokoknya di meja dan mendekat ke Acheline. "Baiklah, kau benar benar hebat," tatap nya lalu mendekat.
Acheline tiba tiba memegang leher belakang Kim dan langsung menariknya mendekat dan langsung mencium bibir Kim membuat Kim terkejut. Mereka melanjutkan nya hingga pagi hari.
Pagi selanjutnya Acheline terbangun di ranjang dengan duduk. "Hoam.... Bagaimana aku bisa tidur?" ia melihat sekitar tak ada Kim sama sekali.
Tapi ia terdiam ketika melihat banyak sekali kondom bekas berserakan di semua tempat termasuk kotaknya. Acheline mengambil 1 kotak itu yang kosong.
"Hm.... Rupanya dia Lelaki yang tahan lama yah.... Sama seperti bos pada Akai," dia tersenyum sendiri.
Sementara itu Kim berlari terburu buru dan menemui Felix di lorong gedung. Sebelumnya, Kim bangun duluan dari Acheline yang masih tertidur pulas.
Kim mencoba membuka mata dan mengambil ponsel nya, tapi ia terkejut karena ada banyak sekali panggilan tak terjawab dari Felix. Hal itu membuat nya berkeringat dingin. "(Astaga.... Aku lupa jika hari ini.... Tuan Felix memutuskan untuk menemui Viktor! Aku harus pergi!!)" dia dengan buru buru pergi begitu saja dan begitulah Bagaimana Acheline bisa bangun sendiri.
--
"Maaf kan aku terlambat," Kim mendekat dengan napas yang berat dan cepat. Di sana sudah ada banyak sekali mayat bergeletakan dan Felix menoleh dengan wajah membunuh dengan adanya tongkat pemukul di tangannya.
"Kau terlambat, kenapa tidak melakukan apa yang aku suruh.... Dimana Viktor itu?" tatap Felix.
Tapi Kim terdiam. "Dia... Sebenarnya pergi menjalankan bisnis di sisi lain tempat dan tak ada di gedung organisasi ini. (Tuan Felix mengejar Viktor karena dia takut Viktor akan menghabisi Nona Neko dan bayinya.)"
". . . Kembali saja" Felix berjalan pergi duluan. Mereka sudah ada di Jepang tapi akan kembali ke Korea karena orang yang akan di temui sedang tidak ada.
"Informasi soal dokumen itu aku akan menyerahkan nya padamu, cari cara saja agar kalian berdua salah satu jadi umpan," kata Felix yang berjalan sambil di ikuti Kim. Dengan masih adanya banyak darah di bajunya.
"(Bagaimana aku mengurusnya jika aku yang jadi umpan.... Aku sedang sibuk menjaga Nona Neko soal nya... Mau bagaimana lagi, Apa Acheline saja yah,)" pikir Kim.
--
Tak lama kemudian, terlihat Acheline sedang merokok di belakang halaman gedung saat ini. Ia di sana sedang berpikir sesuatu. "(Kenapa Kim tidak menjadi Lelaki ku saja, tapi semua orang bilang... Lelaki itu melindungi perempuan, bukan mereka berdua sama sama melindungi diri sendiri. Kami berdua bisa bertarung tapi tak tahu siapa yang lebih kuat dari kita, jika Kim yang lebih kuat, dia pasti bisa mengalahkan sesuatu setelah aku kalah dari sesuatu itu,)" dia terdiam.
Lalu Kim datang dan mengambil rokoknya begitu saja. "Kau tidak bisa istirahat begitu saja, aku ingin membicarakan sesuatu dulu," tatap nya dengan serius sambil meletakan rokok Acheline tadi di mulutnya sendiri. Itu sama saja dia mengambil rokok Acheline untuk dirinya sendiri.
"Informasi soal dokumen penting itu telah di ambil oleh Tuan Felix sendiri, dia memintaku menjadikanmu umpan untuk ini," ksta Kim.
"Dokumen penting?"
"Ya, jangan bilang kau tidak tahu soal keberadaan dokumen itu?"
"Negan kemarin memberitahuku, kupikir dokumen itu seharusnya di jaga padamu?"
"Tidak, dokumen itu aku serahkan padamu, yang harus kau lakukan adalah membaca dokumen itu dan usahakan menghafal semua orang yang ada di dokumen itu, karena dokumen itu berisi orang orang penting yang telah di bunuh oleh tuan Felix sendiri, jika ada seseorang lain yang tahu mana dia akan membocorkan nya pada publik atau malah membuat dendam pada Tuan Felix karena di dokumen itu adalah orang orang penting, ingat ya Acheline... Kau harus berusaha menghafal semua orang yang ada di dokumen itu," tatap Kim dengan serius.
"Lalu bagaimana info soal Akai? Bukankah dia ada di dokumen itu juga?"
"Tidak ada, informasi soal Nona Neko ada di dokumen lain yang aku pegang, jangan khawatir itu tanggungan ku, tapi ingat Acheline... Kau harus bisa menjaga rahasia dokumen itu karena kau umpan sekarang."