Saat Syung ha sudah lahir dan menjadi gadis cilik, ia ikut dengan kakaknya, Seu, karena ibunya meninggal lebih dulu.
"Selama di sini dan selalu bersama kakak, aku selalu melihat sebuah mobil hitam yang selalu berhenti di depan rumah kita, di malam hari kakak berjalan keluar saat aku tidur dan masuk ke dalam mobil itu, aku sudah bisa melihat karena aku mencoba tidak tidur untuk melihat apa yang sebenarnya kakak lakukan. Saat kakak keluar dari mobil itu dia berhenti dan melambai pada mobil itu yang berjalan pergi, di leher kakak aku baru sadar darah mengalir perlahan.
Di pagi harinya aku bertemu dengan Kakak, dia selalu memakai syal, aku bertanya kenapa kau selalu memakai syal kakak?"
Dia hanya membalas. "Aku hanya kedinginan." Membalas dengan senyuman itu, kau pikir aku tidak menyadari kau terlihat pucat.
Aku masih belum tahu siapa orang yang selalu menyakiti kakak di malam hari pada mobil hitam itu. Aku mulai memberanikan diri melihat keluar pada malam berikutnya, saat kakak membuka pintu mobil aku mulai bisa tahu bahwa seorang perempuan duduk menunggunya di dalam, dari bayangan kaca mobil yang tertutup aku sudah bisa melihat dia menyakiti kakak ku dengan menggigit lehernya... Dan sepertinya, kakak juga tidak segan segan memberikan leher nya padanya."
--
Seu keluar dari mobil, tapi ia terkejut melihat Syung ha di depan nya. "S... Syung ha... Kenapa kau tidak tidur?!!" ia menjadi panik karena adiknya melihatnya saat ini.
Syung ha menatap kesal dan melihat ke perempuan di dalam mobil yang rupanya Neko yang sedang duduk menatap dingin. "Dia menyakiti kakak, kenapa kakak membiarkan nya?" tunjuk Syung ha.
Mendengar itu Neko keluar dari mobil dan mendekat.
"Syung ha.... Kau tidak bisa mengatakan itu..." kata Seu yang langsung menatap nya dengan panik sekaligus cemas.
"Lalu apa... Apa dia melukai kakak setiap hari.... Ini tidak mungkin kan kakak!!" teriak Syung ha. Tapi Seu mulai menangis tak bisa berkata apa apa.
Lalu Neko memegang dagu Syung ha yang terkejut. "Dia sama cantiknya denganmu. Umurnya sudah 6 tahun bukan?" kata Neko.
Seketika Seu terkejut dan langsung menarik tangan Syung ha.
"Nona Neko aku mohon jangan ambil Syung ha.... Aku berjanji akan menutup mulutnya." tatap Seu dengan gemetar.
Neko hanya terdiam sinis lalu mengeluarkan uang besar di berikan nya pada Syung ha yang masih bingung. "Jika kau peduli pada kakakmu, belilah obat dan obati dia," kata Neko. Tapi Syung ha kesal dan langsung menampar uang itu dari tangan Neko.
"Kau monster....!!" teriak Syung ha Seketika Neko terkejut mendengarnya.
"Syung ha... Apa yang kau katakan?!" Seu menatap ikut terkejut.
"Dia kejam... Aku tidak peduli!!" Syung ha kembali berteriak lalu berlari pergi.
"N... Nona Neko maafkan aku... " Seu menundukkan badan nya.
Neko hanya terdiam, ia berbalik dan berjalan pergi.
"Tu... Tunggu Nona Neko... Kau akan kemana?"
"Aku hanya akan ke bar seperti biasanya, aku anggap ini tidak terjadi, dia hanya gadis kecil," kata Neko yang menatap datar lalu berjalan pergi.
"Nona..." Seu hanya bisa terdiam, ia lalu dengan panik berlari masuk mengejar adiknya yang ada di dalam rumah. "Syung ha, Syung ha!" ia beberapa kali memanggil dan hingga mendapati adiknya ada di dalam kamar menangis tersedu sedu.
"Syung ha," ia mendekat memeluk adiknya.
"Hiks dia kejam.... lebih dari monster yang kejam.... Dia berani menyakiti kakak, aku tahu itu... Orang orang atas pasti akan menggunakan uang mereka!!... Aku akan membunuh nya!" Syung ha terisak menangis di pelukan kakak nya.
"Syung ha, sebenarnya Nona Neko tidak lah jahat, ini tidak menyakiti kakak," Seu mencoba meyakinkan nya tapi Syung ha tidak percaya.
"Aku tidak percaya kakak, itu nama nya penyiksaan!!"
"Syung ha..." Seu menjadi terdiam tak bisa apa apa, ia juga cukup sulit dalam menghadapi masalah ekonomi keluarga dan yang lain nya apalagi harus mengurus seorang gadis.
Malam berikutnya, Neko kembali datang ke bar, ia minum segelas air kental berwarna merah pekat di mejanya. "Nona Neko..." Seu mendekat. Duduk di sampingnya.
Ia duduk dengan ragu, ia juga melihat gelas yang ada di meja Neko. "(Itu.... Darah siapa?!)" ia menjadi terkejut karena Neko meminum darah milik yang lain, bukan miliknya seorang. "Nona Neko, anda bilang, setelah Syung ha berumur 5 tahun lebih, anda hanya akan kembali minum darahku, bukan darah orang lain bukan, tapi kenapa sekarang...."
"Kau datang terlambat, dan lagi... Jagalah kesehatan mu, kau sama sekali tidak pernah minum air putih. Jika kau terus seperti ini, kau tahu apa yang akan aku lakukan nantinya soal gadis cilik itu," balas Neko dengan lirikan nya.
Seu sudah bisa berpikir bahwa Neko akan memakan darah Syung ha di umur yang masih muda.
"Soal kemarin, aku benar benar minta maaf," kata Seu.
"Kenapa kau yang meminta maaf?"
"Habisnya... Syung ha..." Seu terdiam. Tapi tiba tiba ada keributan.
"Hoi.... Seu...." seorang pria berteriak ke meja Neko.
"Kenapa kau menolak ku di kamar huh, aku hanya ingin dirimu...!!" kata pria itu.
"Apa maksudmu... Aku milik Nona Akai," Seu mendekat ke tangan Neko.
"Huh apa maksudmu bangsat, kalian berdua sangat aneh...." pria itu menatap penuh menantang. Hal itu membuat keributan di bar.
"Apa yang terjadi... Dia membuat keributan." Semuanya mulai perlahan panik. Tapi Neko hanya santai meminum tegukan terakhir gelasnya.
Ia berdiri membuat Seu terdiam bingung. Dia berjalan mendekat perlahan ke pria itu.
"Huh... Apa yang akan kau lakukan.... Tubuh kecil," pria itu akan mengarahkan tangan nya ke Neko tapi Neko telah menahan tangan pria itu dengan satu tangan nya saja.
"Carilah orang lain, kawan," tatap Neko dengan dingin. Seketika menurunkan tangan pria itu membuat pria itu kesakitan hingga terlutut.
"Akh...!!"
"(Sialan... Kekuatan apa ini... Bagaimana bisa tubuh sekecil itu sekuat ini?)" Pria itu bangun duduk dengan memegang kepala nya, tapi di depan nya Neko berdiri di sana menghadap nya dengan tatapan tajam mata merah itu. Semua orang pun juga memandangi mereka dengan wajah tercengang termasuk Seu.
Lalu Neko melepas mantel hitam yang ia pakai, melemparkan nya ke Seu yang menerima nya.
Terlihat sekarang, Neko hanya memakai celana hitam panjang dan kaus putih lengan pendek yang ketat.
"(Oh tubuhnya bagus juga, kulitnya licin,)" pria itu langsung memandang hal lain, tapi Neko mendekat menarik kerah pria itu.
"Apa yang mau kau lakukan, memang nya kau siapa?!" pria itu bahkan masih tanpa takut.
"Aku siapa? Aku ini orang yang baru saja di bicarakan gadis cilik....!!" balas Neko dengan tatapan teriakan ganas, seketika ia menendang wajah pria itu hingga terpental dan terseret menabrak tembok.
Semuanya yang melihat itu menjadi terdiam sendiri. "Dia Nona Akai bukan, pemilik baru bar ini, rumor mengatakan dia memang seganas ini saat marah, apa yang membuat nya marah hingga seganas ini?" semuanya mulai membicarakan nya.
Seu yang mendengar itu menjadi berpikir bahwa Neko masih marah soal perkataan Syung ha yang mengatakan dirinya monster. "(Aku harus apa.... Syung ha masih kecil untuk minta maaf pada Nona Neko yang siap bermain tangan.)"
Neko mendekat ke tubuh pria itu yang sudah tak bisa apa apa, sepertinya ia tak akan sampai di sana menghajar nya, sebelum Neko masuk organisasi memang dia terkenal seperti ini, lebih kuat dari apapun.
"Nona Neko, itu sudah cukup," Seu akan berlari mendekat tapi tak di sangka, ia terpeleset dan jatuh. "Ahhh," ia terkejut dan di bawah.
Neko yang mendengar itu menjadi menoleh sedikit, lalu berbalik dan berjalan mendekat padanya.
Sementara itu di luar, Syung ha melihat bar malam. "Ini tempat kerja kakak," Syung ha masuk. Tapi ada banyak keramaian menghalangi nya, untungnya tubuhnya kecil, ia bisa menyelinap masuk tapi ia menjadi terkejut karena melihat Neko yang berdiri menatap Seu yang tergeletak di bawah. Neko akan mengulur tangan tapi ia dan Seu menoleh ke Syung ha.
"Syung ha, kenapa kau kemari?" Seu berdiri dan mendekat.
"Kakak.... Dia mencoba mencelakaimu, dia monster..." teriak Syung ha mengambil pisau yang ada di meja dan berlari ke Neko.
"Tidak Syung ha, kau salah paham!!" Seu berteriak tapi Syung ha tak mendengarkan.
Bukan nya menghindar Neko malah membuka tangan nya dan membiarkan Syung ha menusuk perutnya, jadi saat masih tertusuk, Neko memegang kepala Syung ha yang terdiam kaku.
"(Kenapa.... Kenapa dia tidak melawan?!)" Syung ha menengadah dengan mata mengalir, ia lalu melihat pria pengacau tadi yang tergeletak di bawah, ia juga melihat baju Seu berantakan. Sudah jelas Seu hampir terluka karena pria itu dan Neko tadi mencoba menolongnya tapi Syung ha malah berpikir lain.
Perlahan darah keluar dari mulut Neko. Dia menekan luka perutnya sendiri sementara pisau penuh darah itu ada di tangan Syung ha.
"(I... Ini...)" Syung ha mundur perlahan dengan pisau yang berlumur darah di tangan nya.
"Nona Neko..." Seu berlari mendekat.
"Kau baik baik saja, Syung ha.... Apa yang telah kau lakukan?" tatap Seu. Syung ha yang masih kecil pun tak tahu harus apa, dia hanya menangis menyesal.
"Kau... Bisa membenciku sesuka hatimu, karena ini semua adalah kesalahanku sendiri untuk keluargamu," kata Neko yang menatap tipis pada Syung ha.
"(Dari sana aku berpikir bahwa perempuan itu, dia memiliki sikap yang buruk, sikap yang baik, maksudku mungkin bercampur menjadi satu, kenapa aku bisa berpikir begitu aneh.... Dia menolong ku dan ketika aku menusuknya saja, dia tidak memasang wajah kesal dan malah mengatakan padaku, boleh membencinya sesuka hati.... Tapi apakah itu caraku harus minta maaf padanya, aku menemuinya juga ingin meminta maaf padanya... Tapi bagaimana dan dimana aku harus memulai pembicaraan ku....)"