Chereads / Drop Blood: Amai Akai / Chapter 159 - Chapter 159 Trusted Guard

Chapter 159 - Chapter 159 Trusted Guard

Neko berjalan sendirian ke tangga panggung pernikahan yang telah di tunggu Beum. "(Hmp... Neko, ia benar benar cantik dengan pakaian apapun termasuk pakaian itu,)" Beum tersenyum licik.

Namun hal tak terduga muncul bahu Beum tertembak membuatnya terkejut. Semua penjaga yang melihat itu juga terkejut. Mereka semua menoleh pada Siapa yang menembak dan rupanya itu Yohan.

"(Yohan!!)" Neko menjadi terkejut melihat nya datang. Benar benar tidak menyangka bahwa Yohan akan datang.

Dengan cepat Yohan mengeluarkan pistol dan menembak beberapa orang orang itu hingga lolos dan segera berlari melompat melewati para penjaga. Seketika semua penjaga menembakinya, ia segera berlari ke panggung pelaminan dan menarik tangan Neko membuatnya jatuh dari tangga, tapi ia langsung menggendong Neko sebelum benar benar jatuh ke bawah. Karena keributan itu, dan hal itu membuat semua orang berlarian.

"Uhk... Sialan.... Kau mau membawa dia kemana?!!...." Beum berteriak mengeluarkan pistol dan mengarahkan ujung pistol ke Yohan yang memeluk Neko yang terkejut. "Yohan...?"

"Aku akan pastikan, kau akan bahagia pada orang yang tepat," Yohan menatap tulus. Hal itu membut Neko benar benar tak percaya dengan kalimat itu. Namun semuanya terus menembak.

"Yohan, kau tak bisa melakukan ini...." Neko menahannya dan mendorongnya.

"Kau hanya harus tenang, biarkan aku melindungi mu," Yohan menyela dan dengan segera mengangkat Neko yang terkejut, dengan gaun putih yang mekar itu, dia terangkat dan di gendong oleh Yohan di dada.

"Cih... Berhenti kau bangsat!!" Beum menembak mereka, Yohan yang tahu itu segera membelakanginya dan memeluk Neko dengan erat, alhasil ia terkena tembakan itu. Meski sakit namun ia tetap berlari kabur menerobos kaca jendela yang ada di gedung lantai 20.

"Hah..." Neko terkejut dengan itu. Namun hal itu tak bisa di hentikan, mereka akan jatuh.

"Yohan, kita akan jatuh...." kata Neko dengan panik.

"Aku bukan manusia yang takut hal itu," Yohan membalas. Tiba tiba lantai 8 kacanya pecah dan mengeluarkan tali panjang membuat Yohan meraih tali itu membuat mereka berhenti jatuh di udara.

Yohan memegang tali itu dengan satu tanganya, dengan cepat tali itu menariknya ke dalam gedung berlantai 8 itu. Yohan menurunkan Neko dan Neko melihat orang yang mengulurkan tali tadi yang rupanya adalah Hyun dan Jun.

"Boss Akai, maafkan kami," mereka bertiga sama sama menundukkan badan membuat Neko terkaku.

"Mari ke fase ke 2, Luna," kata Yohan.

"Apa?" Neko bingung seketika Yohan menggendong Neko yang terkejut kemudian ia berlari ke tangga diikuti 3 orang tadi. Mereka berlari melarikan diri dari gedung itu.

"(Aku berpikir untuk sebentar dia memiliki 2 wajah yang bisa dikendalikan. Aku telah salah mendapat ide yang buruk, penilaian jauh tak menentukan segalanya.)"

--

"Cepat, alihkan mereka!!" teriak Yohan. Lalu Hyun dan Jun berhenti berlari, Neko terkejut. "Hei, larilah!!" dia menatap panik mereka.

"Bos, satu hal yang kami tahu.... Bahwa kau atasan yang sangat baik!! Terima kasih sudah menjaga kami!!!" teriak Hyun, Jun menambah dengan mengangguk sambil tersenyum.

Neko yang mendengar itu menjadi tak percaya, dia tak bisa berhenti karena sedang di bawa Yohan. "Kalian, tidak.... Kalian harus lari!!" Neko masih menatap tak percaya tapi mereka hanya diam di tempat.

"Sampai jumpa bos, doakan kami masuk surga," tambah Hyun.

--

"Luna, maafkan aku, itu memang tugas mereka bukan?" tatap Yohan sambil masih terus berlari.

"Apa... Apa maksud mu! Kenapa kau meminta mereka melakukan hal itu!!"

"Itu karena mereka sudah memutuskan nya sendiri, mereka akan mati demi menjadi salah satu yang mengorbankan diri mereka untuk kebahagiaan mu," kata Yohan membuat Neko benar benar tak percaya mendengar itu.

== "Baiklah, kami percaya seutuhnya padamu soal keselamatan dan pengubahan takdir milik Bos kami, kami akan melakukan apapun untuk menjadi salah satu yang mengorbankan tubuh kami untuk kebahagiaan nya, kami tak peduli itu mati sekalipun karena dia lah yang telah mengubah takdir ku, dari aku yang akan di eksekusi beberapa jam lagi, dia membuat ku hidup bertahun tahun hingga sekarang." ==

--

"Lalu, kita akan pergi kemana?" Neko menatap.

"Selagi mereka mencegah, kita akan aman jika di kota luas," balas Yohan hingga ia benar benar terus berlari membawa Neko.

--

"(Aku.... Masih belum mengerti apa yang sebenar nya terjadi di sini. Aku hampir saja menikah pada orang yang salah di depan semua orang, senyum kecil mereka membuat ku berpikir bahwa mereka memang suka jika aku menderita di tangan yang tidak tepat, karena aku tahu, tidak ada seseorang yang sempurna,)" Neko terdiam duduk dengan tatapan kosong di kursi.

Dia masih memakai gaun pengantin itu sendirian di sana dan semua orang menatap nya dengan aneh. Bahkan mereka mulai bergosip.

"Apa dia sedang cosplay atau apa?"

"Gaun nya penuh darah.... Apa yang sebenarnya terjadi?"

"Gaun suci harus terkotori darah merah, itu pasti milik orang lain."

"Dia pasti lari dari pernikahan nya... Benar benar memperihatinkan."

"Seharusnya menjadi hari bahagia malah begitu."

Mereka terus bergosip yang melewatinya membuat berpikir sesuatu soal mereka. "(Yeah, sangat aneh, di sini, mereka benar benar tahu apa yang terjadi pada sesuatu yang mereka bicarakan, sangat tidak bisa di katakan begitu tidak heran,)" ia terdiam, lalu ada Yohan mendekat membawa sepatu sneakers untuk Neko. "Maaf aku lama, ini untuk mu, kau tidak mungkin memakai sepatu high heels itu itu," kata Yohan, lalu ia berlutut di bawah Neko, melepas sepatu putih Neko.

Ia terdiam menatap kaki itu. "(Sangat putih, putih, begitu lembut dan sangat lembut, kaki seperti ini tidak memiliki tulang terlihat... Sangat ideal model,)" ia sempat terpaku dan Neko pun juga berpikir lain.

"(Aku tidak percaya aku ada di luar dengan pakaian pengantin dan sekarang seorang lelaki telah membantu ku, tapi sepertinya mereka yang lewat berpikir lain,)" pikirnya.

Rupanya benar, banyak orang yang lewat melanjutkan gosip mereka.

"Siapa lelaki itu?"

"Kini kita tahu siapa dia."

"Dia pasti yang membawa lari pengantin itu."

"Apa tidak kasihan pada pengantin pria nya."

"(Mereka hanya tidak tahu, mana yang buruk dan mana yang baik hanya karena kalian sudah terlalu banyak melihat hal yang baik meskipun itu adalah hal yang buruk,)" pikir Neko sambil masih menatap di bawah nya yakni Yohan mengikat tali sepatunya.

Di sana, mereka berada di pinggir jalan.

Setelah mengikat tali sepatu, Yohan menoleh pada wajah Neko. "Luna... Apa yang kau pikirkan saat ini?" tatap nya dengan serius dan khawatir.

"Aku hanya berpikir, bagaimana ini tadi sehingga aku bisa berakhir di sini," kata Neko. Lalu Yohan menjadi menoleh ke sekitar dan membuang napas panjang perlahan.

"Kau tidak perlu tahu banyak soal hal ini, aku cukup akan membawamu pada seseorang, sebenarnya aku mengambil mu dari acara itu karena aku tak mau misiku gagal."

"Begitu kah? Apa aku akan menjadi anjing lagi nanti?"

"Aku tidak bisa yakin dan tidak bisa langsung mengatakan nya padamu. Tapi percayalah aku sedang membantumu juga," kata Yohan sambil memegang tangan Neko.

Lalu Neko terdiam sebentar dan mengatakan sesuatu. "Sebelum aku menjadi gadis gelandangan, sebelum aku di ambil oleh Cheong dan yang lain nya. Aku bertemu dengan seseorang yang sangat aku benci dan aku bersumpah akan mencarinya sampai mati, dia lebih kejam dan lebih menakutkan dengan hanya tatapan mata nya, dia membunuh ibuku dan membuat ku menjadi gadis yang tidak punya apa apa. Dan sekarang kau malah ingin mempertemukan aku dengan nya setelah sekian tahun lama nya."

"(Apa aku akan membuat nya menderita harus bertemu dengan orang yang akan mengingatkan nya pada masa lalu kelam nya.) Luna... Percayalah, dia orang yang baik" kata Yohan. Ia meyakinkan Neko dengan tulus.

"Siapa yang sedang kau bicarakan?"

"Siapa lagi jika bukan atasan ku, mungkin ini saat nya aku mengaku bahwa aku adalah bawahan Park Choisung yang sudah sangat di percaya."

"Yeah, aku sudah tahu itu, kau memberitahu ku sendiri," kata Neko.

"Aku mohon dengarkan aku dulu, tidak hanya itu tapi, Tuan Park benar benar sudah sangat ingin mencari mu, dia menggunakan sebuah alasan masuk akal untuk membawa mu nanti karena itulah aku hanya membantu mu sampai sini saja, aku tak tahu dimana ajal ku," kata Yohan.

".. . Jika kau memberikan ku padanya yang sama sama kejam, kenapa tidak biarkan aku bersama Beum yang bahkan sudah di bilang kejam?"

"Itu berbeda, sangat berbeda, kau mungkin tidak tahu perbedaan, bahwa suka dari sesama yang lain adalah hal yang tidak bisa di bilang mudah, Tuan Beum suka pada mu karena obsesi sehingga membuat mu berpikir bahwa itu bukan cinta yang baik, tapi aku yakin, Tuan Park memiliki caranya sendiri..." kata Yohan.

Neko menjadi terdiam. "(Jika di pikir pikir, kata itu memang sangat nyata... Selama ini, mereka hanya memandang dari fisik ku dan obsesi yang berlebihan, padahal mereka sedang suka padaku tapi aku tidak bisa kembalikan rasa itu, mungkin karena hati ku berpikir bahwa mereka hanya memandang obsesi dari ku, itu sebab nya aku tak bisa menemukan sebuah cinta yang baik,)" pikir Neko dengan kecewa.

"Nah Luna, sekarang kau mengerti kan, ini adalah jalan mu, aku membantu mu mencari orang yang terbaik untuk mu dan juga, maafkan aku karena tidak bisa menjadi pengawal yang terpercaya," Yohan menatap menyelesal lalu Neko memegang kepalanya dan mengelusnya. "Ini baik baik saja, kau sudah membantu ku sejauh ini, aku harus menghargai nya," kata Neko membuat Yohan tak percaya melihat nya dengan wajah merah, tapi ia menggeleng menyadarkan diri lalu berdiri. "Baiklah, Luna, sebaiknya kita pergi saja... Kita harus mencari baju biasa untuk mu," Yohan mengulur tangan lalu Neko mengangguk dan menerima nya. Mereka kemudian mulai berjalan bersama, tak peduli orang memandang apa.