Chereads / Drop Blood: Amai Akai / Chapter 135 - Chapter 135 Trusted Guard

Chapter 135 - Chapter 135 Trusted Guard

Jun memberikan sebuah dokumen pada Kim. Mereka masih berdiri di atap balkon gedung dengan hujan yang sudah tidak lagi deras.

"Dokumen itu sudah aku buat berdasarkan informasi soal organisasi Viktor," kata Jun.

Lalu Kim membukanya sementara Yohan terdiam duduk sendiri di bawah. "(Sampai kapan aku harus duduk di sini?)"

"Dari yang diambil, organisasi Viktor sudah merubah sistem keamanan kekuasaannya, yakni kunci perebutannya adalah satu orang, yaitu Tuan Viktor sendiri. Dengan kata lain, jabatan yang tinggi tak akan bisa diambil seseorang manapun kecuali dia yang mati bertarung dalam pertarungan murni dan persetujuan," kata Hyun.

"Jadi, jika Nona Neko ingin mengambil alih jabatannya, dia harus menang melawan bertarung fisik secara murni pada Tuan Viktor (Beum)?" Kim menatap.

"Ya, begitulah."

"Tunggu.... Kalian membahas organisasi Viktor itu?" Yohan tiba-tiba masuk pembicaraan.

"Kau bilang kau dari organisasi lain, sebaiknya jangan bicara apapun. Kau juga tak akan tahu akan hal ini."

"Tunggu, aku tahu soal organisasi itu. Aku mendapatkan banyak informasi dari organisasiku juga. Aku bisa mengatakan tujuan dari organisasi Viktor," Yohan menatap meyakinkan.

".... Ck, baiklah. Sekarang katakan pada kami apa yang dilakukan organisasi itu dan sudah ada berapa anggota dan kandidat di sana?" tatap Jun.

Lalu Yohan terdiam sebentar membuat mereka bertiga menunggunya bicara. "(Ini adalah satu satunya cara bagaimana aku bisa memilih mana yang baik, mana yang menguntungkan juga aman. Aku juga harus dapat meyakinkan mereka karena aku tak punya pilihan lain sekarang...)" dia terdiam sangat lama membuat suasana terdiam sunyi.

"Haiz.... Sebenarnya tujuan dari organisasi Viktor adalah menaklukkan dunia kekuasaan. Organisasi bekerja dengan diam-diam menjalankan semua yang sangat ilegal di sini, termasuk gangster adalah bawahan paling bawah yang harus menuruti perkataan anggota atas. Yakuza adalah orang luar dari Jepang yang akan bekerja bersama organisasi ini. Kediaman akan menyalurkan anak buah untuk sindikat tersebut sehingga sindikat bisa mendapatkan anak buah dengan cepat. Tapi sejauh ini, organisasi ini juga memegang dua gedung proyek, yakni museum dan kantor pemegang kekuasaan. Semuanya diatur sendiri oleh Tuan Viktor dan adiknya (Matthew)," kata Yohan.

"(Itu lebih akurat...) Bagaimana dengan sindikat Rusia Serikat itu?" Kim menatap.

"Apa maksudmu, bocah? Dari mana kau tahu hal itu?!" Hyun langsung menatap kesal.

"Ini memang benar. Yang aku dengar, seorang pria besar dari Rusia itu telah kembali dari perjalanan menembus darah yang sangat banyak. Jika dibandingkan dengan organisasi Viktor, dia akan lebih bisa menyaingi bisnis Viktor," balas Kim.

"Ya, itu memang sangat benar... Orang itu akan sangat mudah mempengaruhi bisnis organisasi Viktor. Jika harus melakukan hal lebih, maka lakukan pada sesuatu yang juga lebih... Jangan kurang karena pria itu akan memiliki sebuah rencana," tambah Yohan.

"Bagaimana kau juga tahu ini? Kami juga tidak akan mempercayaimu begitu saja," Hyun melirik.

"Kalian akan percaya pada perkataan ku barusan karena aku memang disuruh langsung oleh-nya," kata Yohan. Seketika tiga orang itu yang mendengarnya menjadi terkejut tak percaya.

"Apa kau benar-benar bodoh?! Berhentilah bercanda, bocah?! Jika kau disuruh padanya, kenapa kau memihak pada bos sangat banyak?!? Permainan sampah macam apa yang kau lakukan itu?!" Hyun menatap marah.

"Ini memang benar, tapi saat aku pertama kali melihat orang yang harus aku awasi karena telah diminta seorang atasan, aku menjadi tahu seberapa hebat gadis yang bisa mempengaruhi dunia menjadi gelap. Sebagai seseorang yang paham akan hal memata-matai, aku memang sudah lama mencari informasi soal-nya meskipun aku juga merupakan seorang bawahan."

"Tapi jika kau bawahan pria pemimpin sindikat Rusia itu, apa kau masih bisa mengatakan bahwa kau lemah dari mereka yang hanya bawahan organisasi rendahan? Pria itu tentu saja tak bisa diremehkan begitu saja, apalagi kau yang ada di depan mata kami," Jun menatap.

"Jangan khawatir... Selama kalian mempercayakan Luna padaku, aku akan bisa mengatasi semuanya dan akan melindunginya karena masa lalunya juga susah aku ketahui semuanya," balas Yohan dengan senyuman seringai. Antara curiga padanya atau tidak, tapi dia akan diizinkan masih bekerja sebagai asisten Neko yang pribadi.

"Lalu, apakah ada orang yang terlibat dari Tuan Park?" Kim menatap.

"...." Yohan terdiam. Dia melihat sekitar dengan ragu dan takut.

"Ada apa? Kenapa kau diam?!" Hyun menatap kesal.

".... Aku pernah bertanya hal itu pada bawahannya. Karena aku belum pernah bertemu dengan atasanku sendiri, aku jadi harus mendapatkan perintah maupun informasi dari bawahannya yang bahkan juga tak mau menunjukkan pribadi mereka termasuk fisik dan wajahnya.... Mereka bilang, orang yang dulunya menggantikan adalah Ha Cuen. Intinya, orang yang bernama Ha Cuen ini, dia dulu pernah mengambil alih lahan yang sangat luas, tepatnya ada di negara yang sangat tinggi akan hutan, bisa dihitung yakni Thailand. Di sana tempatnya memiliki satu hutan maupun lahan yang sangat cantik. Selang waktu yang begitu lama, Tuan Park membeli hutan tersebut dengan harga yang ilegal, dia memberikannya pada Ha Cuen. Tapi, lahan itu rupanya telah diambil alih Ha Cuen sendiri. Dia memakan uang yang dihasilkan lahan itu dan dalam waktu singkat, dia merubah lahan itu menjadi miliknya bahkan membangun kerajaannya di tengah-tengah itu. Tapi, yang aku dengar.... Orang telah membakar lahan itu," kata Yohan.

Seketika Kim terkejut mendengar itu. Dia langsung terpaku hingga semua mata tertuju padanya. Mata Yohan serius dan menatap padanya.

"Aku yakin kau tahu siapa, bahkan sangat yakin....." tambahnya.

Kim masih gemetar. "Itu, yang melakukannya Nona Neko."

"Nah, itu jawaban-nya. Itu adalah alasan yang harus dijadikan Tuan Park memojokkan Nuna nantinya. Ganti rugi yang sangat besar," kata Yohan.

Tapi di sini yang berwajah tak percaya adalah Jun dan Hyun yang masih menatap Kim.

"Kenapa aku tak pernah mendengar hal itu?"

Kim kembali terdiam lalu menjelaskan perlahan. ".... Itu saat kami menjalankan tugas masing-masing di Thailand. Nona Neko bilang, dia diberikan tugas oleh Chairwoman untuk menemui Ha Cuen dan melakukan segala cara untuk memberi pelajaran pada Ha Cuen yang kebetulan saat itu benar-benar meremehkan bisnis organisasi sindikat hanya karena kekayaannya. Padahal kekayaannya hasil dari perbuatan dari atasannya sendiri. Jadi, kami pergi ke sana dan menyusun rencana yang sombong sehingga membuat kerugian besar yang ditanggung sendiri oleh Ha Cuen," kata Kim.

"Jadi kau tidak mengetahui bahwa lahan itu milik Tuan Park?" Yohan menatap.

"Aku belum mengetahui hal itu sebelumnya. Jadi, kita langsung gegabah," balas Kim membuat suasana terdiam.

"(Sekarang, Tuan Park pastinya akan menggunakan nama Ha Cuen untuk mengingatkan masalah urusan masa lalu milik Nuna. Dia pasti lebih pintar dalam merancang rencana...)"

Sementara itu, Neko berjalan melihat ke jendela di mana hujan deras mulai turun. Ia menatap ke kaca di sampingnya dan berjalan mendekat. Ia melihat matanya sendiri yang berwarna merah.

"(Apa yang salah... Ini semua murni tak ada apapun, warna mataku memanglah merah... Apa yang dimaksud dengan warnanya?)" ia menatap dingin. Tiba-tiba ia teringat masa lalunya yang telah lama hilang, karena hal itu membuatnya menjadi sakit kepala.

"(Aku merasa hal ini sangat buruk untuk diingat. Aku juga tidak tahu kenapa hal seperti ini menjadi sesuatu yang mudah aku ingat daripada aku harus melakukan apa yang akan terjadi nantinya.)" Neko menutup mata memegang keningnya.

"(Aku tidak tahu apa yang membuatku menjadi lintah saat itu, minum dari leher banyak wanita kecuali.... Aku pertama kali minum dari leher seseorang yang menarik.)" Ia lalu teringat oleh Matthew, karena Matthew adalah lelaki pertama yang ia mintai darah.

Lalu ia mendapatkan pesan dari seseorang. Ponselnya berbunyi pesan. Dia lalu mengambilnya, tapi ajeh-nya, itu dari orang yang tak dikenal karena hanya ada nomor.

"Siapa ini? Dari mana dapat nomorku?" Ia bingung lalu membuka pesan itu yang bertuliskan nama.

= Ha Cuen =

Tapi di saat mengingat hal itu, kepala-nya menjadi tertekan. "(Apa yang...)" ia benar benar terkejut sambil memegangi kepalanya karena ingatannya mencoba untuk muncul di kepalanya. Lalu sebuah ingatan lain muncul di mana saat dia berukuran sangat kecil atau anak-anak berada di rumah kecil. Neko melihat wanita yang berlutut di depannya.

"Kau benar-benar manis," kata wanita itu. Neko menengadah dan tak bisa melihat wajah wanita itu karena ada bayangan menutupi ingatannya.

"(Aromanya... Sangat hangat, siapa orang ini... Kenapa dia tersenyum padaku?)" Neko menatap. Namun tiba-tiba muncul sesuatu seperti beberapa orang, wanita itu berdiri dan menatap mereka entah dia mengatakan apa pada mereka, namun mereka malah menusuknya. Darahnya keluar mengenai kedua mata Neko.

"Ah...!!" Neko berteriak. Dia terbangun dari tidurnya. Dia berada di lantai. Entah apa yang membuatnya tidur di lantai, dan ia melihat di luar masih hujan.

"Apa yang terjadi? Kenapa aku ada di sini?" Ia bernapas cepat sambil memegang kepalanya.

"(Apa yang terjadi... Aku sudah membakar lahannya. Apa dia benar-benar ingin membalas dendam?)" ia menatap semuanya sambil menekan kepalanya yang sakit yang masih teringat pada Ha Cuen. Sepertinya ketika dia bermimpi hal tadi, dia langsung terbangun begitu saja tanpa sadar bagaimana dia tidur tadi dan langsung bermimpi hal itu.

"(Ha Cuen, orang itu.... Orang itu sangat berhubungan sekali dengan orang yang begitu penting. Aku ingat dia mengatakan sesuatu soal nama Park Choisung.... Hah!! Di sini... Kenapa aku baru sadar siapa yang punya nama itu, dari di Jeongjo itu, aku sudah mendengar nama-nya dari wanita matador itu. Sekarang kenapa teringat lagi, padahal aku ingin melupakan itu karena ini benar-benar tak penting. Sudah jelas Ha Cuen bukan orang yang terlibat dalam hal ini, tapi dia mungkin berhubungan erat dengan Park Choisung.)"

Neko baru menyadari bahwa orang yang bernama Park Choisung itu telah memiliki hubungan yang sangat erat dalam masa lalunya. "(Aku harus mencari tahu siapa orang ini. Dia pintar memainkan informasi.)"