Chereads / Drop Blood: Amai Akai / Chapter 45 - Chapter 45 The Worked Hard

Chapter 45 - Chapter 45 The Worked Hard

"Fyuh... Selesai," kata Yechan, dia selesai menggunakan peralatan berladang.

Lalu Neko mendekat memberinya air minum.

"Terima kasih, oh Akai, aku meminta mu untuk tetap berada di bawah pohon bukan, kamu pasti kepanasan di bawah sinar matahari."

"Aku bosan berada di sana dan aku hanya melihat mu saja di sini, tapi, bisa aku bertanya sesuatu," Neko menatap.

"Ajukan saja," Yechan membalas dengan ceria.

"Kenapa kau menutup tanah dengan plastik hitam seperti itu? Aku selalu bertanya-tanya setiap kali melihat tanah seperti itu," Neko menatap ladang yang berbaris plastik hitam dengan rapi.

"Oh, ini cara mulsa... Jika kamu melakukannya, ini akan melindungi tanaman dari sinar matahari terlalu banyak dan itu mengurangi jumlah gulma dan menghentikan air dari penguapan terlalu cepat, sekarang kita bisa langsung menanam kentang! Sekarang dan juga dapat melakukan nya besok juga! Karena kami memiliki acara yang direncanakan," balas Yechan.

"Kenapa kau tahu hal semacam dan sebanyak soal hal ini?"

"Haha, ini hanya karena lingkungan, lingkungan bisa membuat kebiasaan, dan kebiasaan ku membantu mereka, jadi aku belajar lebih dulu sebelum aku memberitahu mu seperti ini.... Oh, sebentar, aku hanya akan pergi menyimpan peralatan dengan cepat," Yechan berbalik dan berjalan pergi membawa peralatan untuk diletakan di tempat lain.

Neko terdiam menatapnya. "(Dia masih terlalu muda, terlalu muda untuk di ukur dari energinya yang tanpa batas melakukan pekerjaan seberat ini,)" pikir nya.

Lalu Yechan kembali lagi mendekat. "Akai, apa kau mau pulang?" tatap nya.

"Apa ini benar benar sudah selesai?"

"Ya, sisa nya besok."

". . ." Neko malah terdiam menatap sekitar membuat Yechan juga terdiam.

"Apa kau, buru buru mengajak ku pulang hanya karena tak mau aku di sini, dan kau ingin membantu mereka lagi?" Neko menatap.

"Eh... (Kenapa berpikir begitu?) Um... Bagaimana jika kita makan es krim saja, aku yakin panas mu akan terasa hilang," tatap Yechan, Neko terdiam sebentar lalu menghela napas panjang dan mengangguk menyetujui nya.

Lalu mereka terlihat memakan es krim. Yechan terdiam dengan es krim nya.

"(Kenapa aku merasa ini situasi yang sangat canggung sekali, aku duduk di dekatnya dan kami sama sama memakan Es krim, dia juga tampak terdiam, bagaimana jika aku menatapnya sebentar saja,)" Yechan mencoba melirik Neko.

Di saat itu juga, pemandangan tidak terduga terjadi dimana di bibir Neko ada es loli itu yang ia makan dengan menjilat dan memakan dari atas hingga ujung membuat Yechan terkaku.

Bibir Neko yang menggoda dan lidah yang terus saja membuat Yechan terbayang bayang akan sesuatu membuat nya gemetar melihat itu.

Lalu Neko meliriknya kebetulan dan itu membuat nya terkejut langsung membuang muka memakan es krim nya.

Neko terdiam bingung dengan itu tadi, tapi tiba tiba saja Neko menatap dingin Yechan.

"Hm... (Kenapa dia menatapku begitu?)" Yechan terdiam berkeringat. Lalu dia menatap Neko. "Um.... Kenapa Akai?"

Lalu Neko menujuk nunjuk hidungnya sendiri seperti memberi isyarat.

"(Apa yang coba dia katakan?)" Yechan masih terdiam bingung.

"Di hidungmu, ada tetesan es krim," kata Neko, seketika Yechan terkejut menutup malu hidungnya. "(Ah, ini sungguh memalukan, jika aku bisa menghilang, aku ingin menghilang sekarang.)"

". . . Ngomong omong apa kau tahu kampus Jiang disini?" tanya Neko.

"Oh, 5 kilo meter dari sini saja," Yechan membalas.

"(Rupanya benar di sini dekat dengan kampus yang di bicarakan.) Bisa kau antar aku kesana?"

"Eh, apa Akai akan masuk kesana?"

"Aku juga untuk ke kampus itu saat kemari, memangnya apa yang terjadi?"

"Sebenarnya aku juga ada disana."

"Kau ada di sana?"

"Yup, kampus ku libur satu minggu dari pertama kali aku bertemu kamu waktu itu, jadi masih ada waktu 3 hari lagi untuk masuk ke kampus seperti biasa."

"Bagaimana keadaan kampus di sana? Apakah itu sama seperti kampus lain nya?"

"Um.... Jika di bilang begitu, sebenarnya kampus Jiang itu adalah kampus terluas dalam sejarah kota, banyak mahasiswa maupun mahasiswi, banyak club dan juga circle juga haha, jika di pikir pikir, banyak juga mahasiswa dari berbagai tempat."

"(Ah, pantas saja kampus itu bisa menyaingi kampus ku dulu... Kampus yang saat itu tempat buku tetesan itu berada, kampus itu juga salah satu kampus terbaik karena memiliki tingkatan SMP sampai kuliah lulus...) Sepertinya menarik.... (Meskipun umurku sudah melebihi lulus, ini juga demi tugas dari Chairwoman, mencari bagian dari Cheong.) Bagaimana cara masuk di kampus itu?"

"Aku bisa membantumu masuk."

"Oh, begitukah, kalau begitu terima kasih," kata Neko. Seketika Yechan sedikit memerah.

"Ada apa?" Neko terdiam bingung menatap wajah Yechan.

"Ah, tidak apa apa, maafkan aku," Yechan menggeleng cepat.

"Oh, apakah aku harus menunggu 3 hari untuk masuk dan mendaftar di sana?" Neko menatap.

"Yup, jangan khawatir, aku akan memberitahu mu," kata Yechan, lalu Neko terdiam dan tersenyum kecil, seketika Yechan yang melihat itu terkejut. "(I.... Itu senyum nya!!! Kenapa berdamage sekali!!!)" dia melihat cahaya terang dari bibir Neko karena belum pernah melihat Neko tersenyum seperti itu.

Terlihat mobil melaju pulang dan menjauh dari ladang.

"Terima kasih untuk hari ini Akai, aku selesai lebih cepat," kata Yechan sambil menyetir mobilnya.

"Aku tidak membantu apapun, jangan berterima kasih."

"Tapi, hanya sekedar kamu datang saja sudah membuat semuanya senang karena mereka menyukai mu."

"Kupikir mereka tidak menyukai penampilan ku yang terlalu mencolok ini karena pakaian yang begitu pendek," kata Neko sambil melihat jendela nya tanpa menoleh ke Yechan yang sedang menyetir mobil itu.

"(Itu tidak benar, dia tampak cantik dengan pakaian nya, Akai terlihat bagus...)" Yechan menoleh sedikit menatap lengan Neko yang putih terlihat karena baju yang ia pakai adalah lengan pendek dan paha nya itu, paha rapat yang begitu cantik terlihat dengan celana levis pendek yang ia pakai.

"Akai, apa kau bisa memakai celana panjang jika berladang?" Yechan menatap paha Neko.

"Ada apa, apa ini tidak terlihat bagus?"

"I... Itu bagus, maksudku... Kakimu akan terkena gigitan serangga ataupun ular mungkin juga terkena serpihan pucuk tanaman, itu akan sangat sakit."

".... Ha... Aku tidak punya celana panjang. Aku hanya punya satu setelan baju panjang dan itu pun baru aku cuci, aku tidak bisa memakainya di sembarang hari karena aku memang hanya membawa satu."

"Hah...? Jika kamu membenci baju musim panas kenapa malah membawa banyak?" Yechan terkejut.

"Aku juga sedang kesal... (Jika bukan karena Chairwoman menukar koperku, aku tidak akan sudi memperlihatkan kulit ku pada matahari.) Aku hanya memakai baju musim panas, karena yang kubawa itu, seseorang telah menukar koperku, tapi, sepertinya kau suka melihatku begini," Neko meliriknya dengan senyum kecil yang terbuka, seketika Yechan terkejut berwajah merah. "I... Itu tidak benar! Kamu berbohong!" dia berteriak dengan wajah merah dan menutup mata.

Namun tiba tiba "Yechan!!" Neko memegang kemudi dan mengolengkan nya mendadak karena didepan ada seekor rusa. Untungnya mobil hanya oleng sebentar dan berhenti. Rusa tadi juga lari ketakutan.

Yechan mengangkat kepalanya dari kemudi dengan gemetar. "(Apa... Apa yang terjadi.... Aku baru saja berteriak pada Akai dan dia berteriak padaku karena seekor rusa yang ada di tengah jalan, aku salah, seharusnya aku fokus pada jalanan tadi... Jika bukan karena dia, rusa itu tidak akan selamat....)"

"Kau baik baik saja?" Neko menatapnya.

Tapi Yechan masih gemetar tak percaya.

"Yechan!" Neko memanggil membuat Yechan lansung menoleh padanya dengan terkejut, seketika saat Yechan menatapnya, jantungnya menjadi berdegup kencang melihat pandangan untuk Neko. "(Ada apa, hatiku tiba tiba berdegup terus, apa ini karena dia terlalu dekat, dia terlalu dekat karena lengan nya memegang kemudi saat membanting setir... Aku harus menghargai respect dari Akai, dia dengan cepat membanting setir dan menyelamatkan rusa itu... Apa yang harus aku katakan padanya,)" Yechan terdiam membuat suasana juga ikut terdiam hingga Neko berbicara.

"Itu tadi hampir saja, maafkan aku karena mengejutkanmu," kata Neko yang menatap ke depan.

"E... Tidak, justru kau hebat menyelamatkan rusa itu, maafkan aku karena tidak fokus mengemudi," Yechan terkesan.

". . . Kemudikan," Neko menyela dengan mengabaikan nya menatap jendela.

"E..." seketika Yechan terdiam dan tak disangka sangka kakinya menginjak gas lalu rem secara tiba tiba, hal itu membuat mereka berdua terbentur ke depan.

Mereka sama sama terbentur, Yechan terbentur kemudi dan Neko terbentur bagian depan di kepalanya tepatnya di kening nya.

"Uhh..." Yechan terkejut kesakitan kepalanya terkena kemudi. "Akai, kau baik baik saj--" dia menoleh tapi ia terpucat melihat aura tajam yang mendadak muncul.

Neko rupanya menatap marah Yechan. Seketika Yechan terkejut dan gemetar. "(Astaga.... Apa yang harus aku lakukan, aku melakukan itu tadi tidak sengaja karena aku menginjak gas dan rem secara bersamaan.... Aku benar benar minta maaf!!)"

--

"Baiklah, aku pergi dulu," Neko menutup pintu dan berjalan akan kembali kebrumah. Dia berjalan begitu saja dengan sikap dingin.

Tapi Yechan memanggilnya. "Um, hey Akai, em..." Yechan menatap. Lalu Neko menoleh dengan wajah datarnya, dia menghadapkan tubuhnya juga menatap ke kaca mobil dimana di dalam masih ada Yechan yang tampak berwajah canggung dan tidak nyaman karena kejadian tadi.

"Soal tadi, maafkan aku bagaimana dengan kening mu?" dia menatap.

Neko terdiam sebentar dan menghela napas panjang. "Ini baik baik saja, bukan sesuatu yang serius."

"Um... Juga, tolong rahasiakan ini dari ibuku," dia memelas.

". . . (Dia sungguh seperti bocah kecil.) Ya, tentu..." kata Neko sambil berbalik melambai sedikit lalu berjalan pergi.

Yechan terdiam, dia meremas kemudi mobilnya lalu menggeleng dan menginjak gas membuat Neko menoleh terdiam menatap mobil Yechan yang pergi.

"(Entah kenapa, aku menganggap nya sebagai seseorang yang berani mengajak ku dalam hal ini, menarik ku untuk melakukan kegiatan yang sebelumnya belum pernah aku lakukan dan ini membuat ku paham akan sesuatu, karena keadaan ini, aku hampir melupakan misi ku sebenarnya datang kemari, mencari Matthew... Bodoh amat, aku sudah tidak ingin memikirkan nya karena tugas dari Chairwoman.)"