Chereads / Harven: Another Side of Earth / Chapter 4 - Chapter 4

Chapter 4 - Chapter 4

"Kau..?"

"Selamat malam."

Lelaki tersebut menatap hangat, lelaki yang aku temui tak lama sebelumnya. Bajunya sudah bersih, tidak tersisa bercak noda warna warni lagi. Rambutnya tidak acak acakan juga. "Sepertinya jika aku tidak mengajakmu bicara, kamu tidak akan peduli akan keberadaanku", ucapnya.

"Kalau tidak penting, tidak perlu", balasku.

"Wow, kamu cukup tegas sebagai perempuan", ucapnya.

"Hah?" Aku menjawab.

"Tidak"

"Yasudah, makan."

Aku melanjutkan makan dengan tenang, tidak terlalu menghiraukan lelaki yang duduk di seberangku.

"Sebentar lagi ulangan kenaikan kelas", ucapnya. Aku menghela napas, padahal aku sudah berharap kami tidak akan bercakap cakap lagi.

"Iya." Aku menjawab.

"Pelajaran kesukaan mu apa?" Ia memiringkan kepalanya.

"Hm.." Aku diam sejenak, berpikir. "Sepertinya Sejarah, atau Ilmu Pengetahuan Alam."

"Ah, itu ya", ia menjawab mengangguk -angguk, kembali menyuapi mulut nya.

"Oh iya, kamu umur berapa?"

Aduh, sepertinya lelaki ini tidak bisa fokus kepada makanannya dan berhenti bertanya.

"Untuk apa kau menanyakan itu?" balasku.

"Tidak kenapa -napa. Hanya ingin tau saja."

Aku menghela napas (lagi).

"Empat belas."

"Aku dua bulan lagi berumur enam belas."

Aku hampir tersedak.

"Lima belas?" Aku tertawa.

"Memangnya kenapa?" Lelaki tersebut memasang wajah polos.

"Aduh, seharusnya aku memanggilmu 'kakak' lho." Aku kembali tertawa,memegangi perut.

"Cih, terserahlah."

Tawa ku mulai reda, aku menggelengkan kepala perlahan.

Kenapa aku tertawa, kan hanya umur? Akan aku jelaskan.

Di Osorior, murid murid memang dimasukan ke kelas dibawah umur mereka seharusnya. Maksudku, kita seperti telat masuk kelas. Biasanya perbedaan kelas dengan umur itu sekitar 1 tahun, atau beberapa bulan, maksimal berbeda 2 tahun.

Misalnya,kamu seharusnya masuk ke Sekolah Dasar kelas 2-berumur 8 tahun, tetapi kamu akan masuk ke kelas 1, dalam kata lain, turun kelas. Aku juga begitu, seharusnya dahulu aku masuk ke kelas 4, malah dimasukan ke kelas 3. Namun lelaki tadi? Berbeda 2 tahun dengan kelas yang seharusnya ia masuki, 2 tahun setengah malah. Mungkin aku harus lebih sopan kepadanya.

Aneh ya? Memasuki kelas dengan aturan seperti itu? Aku juga menganggapnya begitu. Itulah Osorior, aturan yang berbeda.

***

Sepuluh menit kemudian.

Piring ku sudah kosong, tidak tersisa, begitu juga dengan lelaki itu. Kita bercakap cakap sebentar, karena permasalahan umur tadi, aku jadi sedikit tertarik berbicara dengannya.

"Besok pembelajaran kelompok satu dan kelompok dua akan disatukan, semoga saja kita bisa bertemu" ,ucapnya ,tersenyum.

"Kemungkinan besar sih bertemu." Aku menjawab, membereskan sampah tisu di meja-ku. "Baiklah kalau begitu, sampai bertemu besok." Aku berdiri mengangkat nampan, hendak menyimpannya kembali.

"Iya, selamat malam." Ia melambaikan tangan, aku balas tersenyum.

"Selamat malam."

"Dan satu lagi", ucap lelaki itu membuat langkahku terhenti.

"Hm?" Aku menoleh.

"Von. Namaku Von, panggil-lah aku semaumu."

"Islette. Senang bertemu denganmu, Von."

Aku meninggalkan kantin.