Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

perjalanan hijrah

DaoistLrexPT
--
chs / week
--
NOT RATINGS
642
Views

Table of contents

Latest Update1
part 15 months ago
VIEW MORE

Chapter 1 - part 1

Seorang gadis cantik yang masih menjelajahi mimpinya, namun beberapa saat kemudian gadis itu terbangun karena dikagetkan dengan suara alarm yang terdengar nyaring yang terus menerus bunyi.

Kriiing kriiing kriiing

Alarm itu masih terus saja berbunyi sebelum tiba-tiba terdengar suara

Pyar

Alarm itu pecah seketika setelah dibanting oleh pemiliknya, beberapa detik setelah itu terdengar teriakan dari balik pintu kamar.

" Astagfirullah kakak, kamu belum bangun juga, udah jam berapa ini?" Suara itu terdengar jelas Di telinga gadis tersebut.

Krieeet

"kakak bangun udah jam setengah tujuh loh," ucap wanita tersebut dengan lembut sembari membuka tirai jendela agar cahaya dan sirkulasi udara bisa masuk ke dalam kamar.

"Apaa!? Mama kok ga bangunin Aish dari tadi sih ma!? Gini kan aish jadinya telat." gerutu gadis bernama aish tersebut kepada mama nya.

"Yaudah sekarang kamu bangun gih."

"udah sholat subuh belum?" tanya wanita yang dipanggil mama tersebut.

"Ga" jawab Aish langsung berbalik menuju kamar mandi.

"Astaghfirullah nak, kalo gitu kamu sholat dulu gih, boleh kok kalo emang ketiduran," suruh mama nya yang bernama Inayah kepada aisha.

"Gak deh ma, udah telat nih aku mau langsung mandi aja." jawab aisha yang sudah berjalan menuju kamar mandi yang berada di dalam kamarnya.

Inayah hanya bisa menggelengkan kepala nya melihat sifat anaknya itu.

Setelah mandi dan bersiap siap aisha pun turun dari lantai dua dengan terburu-buru.

"Aish, sini nak sarapan dulu," ajak Inayah yang baru saja melihat aisha turun dari tangga dengan tergesa-gesa.

"Gak ma aku langsung berangkat aja, udah telat nih," jelas aisha yang sudah siap dengan sepatu dan tas nya.

"Yasudah kalo begitu, kamu bawa bekal aja ya," kata Inayah sembari memasukan kotak bekal kedalam tas aisha.

"Yaudah ma, Aish berangkat dulu."

Aisha pun berlari keluar setelah menerima bekal dari mamanya.

"Waalaikumsalam!" seru Inayah walau Aisha tidak mengucap salam.

Inayah hanya bisa menghela nafas dan berdoa agar anaknya itu bisa berubah menjadi lebih baik seperti yang ia harapkan.

Suaminya yang melihat istrinya seperti itu pun menghampiri istrinya sambil berkata.

"Gimana kalo kita bujuk aish lagi supaya mau masuk pesantren ma" katanya setelah berada tepat di samping istinya.

"Mau di bujuk kaya gimana lagi pa?" tanyanya.

"Mama juga udah bicara berkali-kali sama aish, supaya ia mau masuk pesantren," jelas Inayah kepada suaminya yang bernama Adam.

Mendengar itu Adam pun ikut diam sambil memikirkan cara apalagi agar anaknya itu mau masuk pesantren.

***

Sesampainya aisha di sekolah ternyata gerbang nya sudah di tutup, mau tidak mau ia harus dihukum.

"Aisha, Aisha" seorang guru perempuan dengan penampilan layaknya guru bk menghampiri Aisha.

"Ini sudah keberapa kali kamu terlambat ha!?" tanya guru tersebut sedikit membentak, Aisha hanya diam menatap sang guru dengan tatapan dingin.

"Yasudah, kamu hormat di bawah bendera sampai jam pertama selesai!" kata guru tersebut karena merasa bosan menghukum Aisha.

Aisha lalu berjalan melewati guru tersebut ke arah tiang bendera yang berada di lapangan sambil sedikit menggerutu meruntuki dirinya sendiri karena kebiasaannya membaca novel Sampai larut malam bahkan menjelang subuh.

Aisha memang sangat menyukai novel dengan genre romance, dia bahkan rela melakukan apa aja demi membeli novel favorit nya kepada mama nya.

Ia bahkan pernah rela diajak mamanya pergi ke pasar hanya demi membeli novel yang telah dia incar dari lama.

Lantas kenapa dia rela melakukan apa aja demi membeli novel, bukanya ia bisa menyisihkan uang sakunya?

Jawabannya adalah Aisha terlalu boros soal uang, berapa pun uang yang di kasih kedua orangtua nya pasti akan habis.

Kalau di tanya mamanya, jawabannya selalu "kan aku masih muda ma jadi butuh uang banyak buat beli kebutuhan aku."

Setelah menjalankan hukuman dari gurunya, Aisha berjalan gontai menuju ruang kelasnya yang berada di lantai dua.

Sekolah nya memiliki tiga lantai, lantai pertama berisi ruang guru ruang tata usaha dan juga mushola, lantai dua berisi kelas sepuluh dan kelas sebelas, sementara lantai paling atas atau lantai tiga berisi kelas dua belas dan juga ruang pertemuan atau yang biasa disebut dengan aula.

Karena Aisha masih kelas sebelas mangkanya jadi kelas nya berada di lantai dua paling pojok nomor dua dari kiri.

Sesampainya di kelas ia langsung disambut dengan pertanyaan temannya yang bernama Aina.

"sha, kamu pasti telat lagi ya," ejek Aina sesaat setelah duduk di samping Aina.

"Iya nih, gara gara novel yang aku baca semalam," ucap Aisha lalu menidurkan kepalanya diatas lipatan tangannya.

"Yaudah kamu tidur dulu aja, nanti kalo ada guru baru aku bangunin," ucap Aina perhatian.

Ternyata kelas kosong pada saat itu, dan Aisha bisa tidur cukup lama.

Setelah beberapa lama bel penannda istirahat pun bunyi, tanpa menunggu di bangunkan oleh Aina ternyata Aisha sudah terlebih dulu bangun karena memdengar suara bel istirahat.

"Iihh, kok tadi kamu gak bangunin aku sih, tadi gimana pelajaran nya," cerocos Aisha kesal karena merasa tidak di bangunkan pada saat jam pelajaran kedua dan seterusnya di mulai.

"Udah tenang aja, lagian juga tadi jam kosong kok, guru-guru lagi ada rapat," jelas Aina setelah Aisha berhenti berbicara.

"Oooo, syukur deh," Aisha merasa lega setelah mendengar penjelasan dari sahabatnya.

"Yaudah yuk mau ke kantin gak?" ajak Aina.

"Ayok, tapi tadi aku udah di bawain bekal sama mama," jawab Aisha sambil menunjukkan bekal yang tadi dibawakan oleh mamanya kepada Aina.

"Gapapa, aku juga bawa bekal kok dari bunda," Balas Aina yang ternyata juga membawa bekal dari rumah.

Sesampainya mereka berdua dikantin mereka melihat kesekeliling untuk mencari tempat yang kosong, dan akhirnya mereka duduk di salah satu kursi yang berada di paling pojok sebelah kanan.

Pada saat sedang asik makan sambil sesekali mereka bercerita dan bercanda, tiba-tiba saja mereka dikagetkan dengan

Brak

Ada segerombolan kakak kelas yang melabrak mereka

***

Hari ini mungkin adalah hari tersial dibanding hari-hari lainnya, aku memang sudah biasa telat sekolah karena keasyikan baca novel hingga larut malam dan akhirnya dihukum, entah itu disuruh hormat ke bendera sampai beberapa jam pelajaran sampai disuruh membersihkan toilet juga sudah pernah.

Namun kali ini kesialan ku bertambah karena pada saat istirahat makan di kantin aku di labrak oleh kakak kelas ku, enta"ph apa alasannya.

Brak

"Lo kan yang udah ganjen sama pacar gue," kata salah satu dari mereka yang aku yakin dia adalah ketuanya.

Mendengar itu aku pun tidak terima karena telah di tuduh mendekati pacar dari siswi yang melabrak nya tersebut.

Aku memang sedang dekat sama laki-laki yang mengajaknya kenalan seminggu yang lalu, namun aku tidak jika laki-laki itu adalah pacar dari wanita yang sekarang berada di depannya ini.

"Ooo jadi lo pacarnya Rangga?" tanyaku dengan nada yang kubuat-buat.

"Kalo iya kenapa!?" jawab siswi itu menantang.

Aku berjalan kearahnya sambil melihat penampilan dari siswi yang ku ketahui namanya adalah Citra setelah melihat name tag nya

"Citra?"

"Kasian banget sih lo gak di akui sama pacarnya sendiri," ucap ku semakin berani.

"Maksud lo ngomong kayak gitu apa ha!?" sahutnya yang terlihat lebih emosi dari saat pertama kali dia melabrak ku.

"Maksud gue, pacar lo itu ngenalin dirinya ke gue..." aku memberi jeda yang membuat nya semakin terlihat marah, dapat dilihat dari wajahnya yang memerah.

"Dia ngakunya dia masih single, jadi bukan salah gue juga dong kalo gue nerima ajakan dia buat jalan, lumayan juga ngehemat uang dari papa gue,"

Mendengar itu di pun menjambak rambut aku dangan kasar, sampai kurasa rambut ku banyak yang rontok karena jambakan nya.

Aku yang tidak terima pun ikut menjambak rambutnya tidak kalah kasar dengan menyalurkan seluruh tenaga dan juga emosiku yang sedari tadi kutahan.

Keributan sudah tidak bisa dihindari, banyak dari Siswi yang berada di kantin yang malah menyoraki kami bukan melerai kami.

***

Keributan yang terjadi di kantin mengundang perhatian siswa siswi yang baru masuk atau sedang melintas melawati kantin.

Karena bukanya di lerai dan malah banyak yang mendukung kedua nya untuk saling menjambak dan mencakar, akhirnya guru pun mendengar hal itu dan mereka berdua di bawa ke ruang BK untuk di interogasi.