Kenangan tersebut mulai menetes dalam pikiran Zenith. Awalnya, ia hanya melihat wajah sedih Dawn, kebencian dan kesakitan di matanya menghantuinya sebelum perasaan penyesalan yang kuat menyerangnya, tanpa dia mengetahui apa sebenarnya yang telah ia lakukan hingga merasa menyesal.
Namun, seiring berjalannya waktu dan semakin dekatnya dia dengan Dawn, seolah-olah penghalang yang mengaburkan pikirannya akhirnya terangkat dan kenangan-kenangan tersebut datang menghujam kembali.
Setelah malam itu, kenangan buruk lainnya menyerangnya.
Tidak ada yang tahu tentang ini.
Tidak ada yang bisa mengerti mimpinya.
"Zenith, aku tidak yakin ini tepat untukmu membawaku ke sini," kata Dawn, ekspresinya cemas. Ia melirik ke pintu yang tertutup.