Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

BAYANGAN MAGIS

Miaku_molina
--
chs / week
--
NOT RATINGS
1.5k
Views
Synopsis
Mia, seorang anak indigo yang memiliki keistimewaan dalam melihat dan merasakan energi-energi yang tak terlihat oleh orang lain. Hingga suatu hari saat awal kenaikan kelas XII, Mia mengalami kejadian yang tak mengenakkan saat dikelas. Niko, murid cowo berpenampilan nerd membantunya kala itu. Ia kira kejadian itu akan menjadi angin lalu saja, ternyata tanpa sengaja ia justru menyelami masa lalu cowok itu dan membuka rahasia besar yang selama ini Niko tutup rapat. Sial sekarang nyawa Mia terancam.
VIEW MORE

Chapter 1 - HARI PERTAMA

Disebuah kamar bernuansa biru langit, seorang gadis tertidur nyenyak meskipun jam sudah menunjukkan pukul 06:45.

"Mia, bangunlah! Sudah hampir jam tujuh, kamu akan terlambat lagi ke sekolah!" teriak seorang wanita paruh baya dari arah dapur bernama Wirda jewita

"Ya ampun, aku terlambat!" gadis itu segera bangkit dan bergegas ke kamar mandi untuk bersiap-siap.

Mia turun dari tangga dengan tergesa-gesa, Wirda sendiri hanya menggelengkan kepala melihat tingkah laku putrinya yang sangat terburu-buru. Melihat Mia yang bahkan hanya mengikat rambutnya dengan sembrono.

Terlihat ayah dan ibunya sedang bersiap-siap untuk sarapan.

"Ibu, ayah, aku akan sarapan nanti di sekolah saja. Aku khawatir gerbangnya sudah ditutup," ucap Mia sambil berpamitan kepada kedua orang tuanya.

"Iya, Mang Ujang sudah menunggu di depan," balas sang ibu. Ayahnya hanya menggelengkan kepala, dari SD sampai SMA, Mia sering kali terlambat dan bisa dihitung jari berapa kali ia datang tepat waktu ke sekolah.

"Mah, Mia masih sering teriak-teriak melihat mereka?" tanya Dani ayah Mia kepada istrinya.

"Masih, pah. Tapi tidak separah sebelumnya, dia tidak sampai sakit atau pingsan," jawab sang istri.

Ya, Mia adalah seorang anak indigo. Semuanya dimulai ketika Mia memasuki sekolah dasar. Mia menjadi korban perundungan di sekolahnya, bahkan yang lebih buruk adalah saat ia pernah dikunci di gudang semalaman oleh teman sekelasnya.

Wirda dan Dani berusaha mencari anak mereka ke mana-mana, untungnya satpam yang sering berkeliling di sekolah menemukan Mia di gudang. Mia ditemukan dalam keadaan pingsan.

Esok harinya, Mia diduga mengalami tekanan mental karena ia tidak henti-hentinya berteriak bahwa "ada banyak hantu jahat".

Saat Mia pulang, ia menjadi sangat pendiam. Wirda dan Dani sangat sedih melihat perubahan sikap anak mereka yang tidak sewajarnya. Kabar tentang kejadian yang menimpa Mia dan perubahan perilakunya pun menyebar ke seluruh keluarga besar Wirda dan Dani. Buyut Mia, kakek Dani yang kala itu masih hidup, meminta Dani membawa Mia kepadanya.

Ketika itu, kakek Dani mengungkapkan bahwa kejadian malang yang menimpa Mia telah membuatnya tertekan dan tanpa disadari, Mia telah membuka indera keenamnya. Indera tersebut tidak bisa ditutup lagi, dengan kata lain, itu sudah menjadi hal yang permanen.

~o0o~

"Hufft, untung saja tidak terlambat. Sungguh malas bertemu dengan Bu Susi guru BK yang selalu berbicara dengan nadanya yang tidak pernah santai."

"Hei, Mia! Tumben sekali kamu tidak terlambat," ucap seorang gadis berambut ombak dengan nametag Helena Geozen di bajunya.

"Iya dong, Len. Bagaimana mungkin sebagai siswa kelas 12 semester 2 aku masih terlambat, bisa-bisa aku dihukum oleh ratu di rumah. Ngomong-ngomong, Di mana Desy ya? Aku tidak melihatnya sejak tadi."

"Sepertinya dia sedang berdebat dengan kakaknya, kamu tahu kan motor Desy sedang rusak, jadi dia ikut naik motor kakaknya. Nah, itu dia orangnya, Desy!" Panggil Helena seraya melambaikan tangan.

"Devon sialan! Karena menunggu dia bersiap-siap, aku jadi terlambat dan terpaksa harus memanjat tembok bersamanya," gerutu seorang gadis dengan rambut sebahu bernametag Desy Alfizar.

Di antara mereka bertiga, hanya Desy dan Mia yang mempunyai saudara. Nama kakak Desy adalah Devon Alfizar, sedangkan nama kakak Mia adalah Kirana Atmardja. Sementara itu, Helena adalah seorang anak tunggal.

"Haha, sabar Des. Mungkin kakakmu lupa mengatur alarm. Ngomong-ngomong, ayo pergi ke tempat mading, kita lihat di kelas mana kita bertiga semester ini." ucap Mia menghibur temannya

"Lah, kenapa aku yang beda?" Halen kesal karena hanya dirinya yang berada di kelas XII IPS B, sedangkan Desy dan Mia berada di kelas XII IPS A.

"Tidak apa-apa, nanti kita bertemu di kantin. Lagi pula kelas kita juga berdekatan, nanti aku dan Desy akan menjemputmu, kita ke kantin bersama," kata Mia.

"Oke, let's go ke kelas!"

"Mia, Desy dan aku masuk dulu ya, nanti bertemu di kantin," ujar elen.

Desy hanya mengangguk sebagai persetujuan.

Mia pun memberikan jempol sebagai tanggapannya.

Tidak lama setelah Mia dan Desy masuk ke kelas, tiba-tiba Bu Wiwin, salah satu guru yang terkenal tegas, masuk ke dalam.

"Baik anak-anak, kalian pasti tahu siapa saya. Saya akan menjadi wali kelas baru untuk kelas XII IPS A selama semester akhir ini. Hari ini kita tidak akan memulai pembelajaran, saya hanya akan mengatur tempat duduk kalian semua," kata Bu Wiwin.

Hampir semua nama telah disebutkan, termasuk nama Desy yang akan duduk bersama Lily.

"Apakah ada yang belum disebutkan namanya ?" tanya Bu Wiwin.

Hanya Mia dan seorang cowok berpenampilan nerd yang mengangkat tangannya.

"Mia, kamu akan duduk bersama Niko. Hari ini kita akan bebas belajar, saya ada rapat dengan guru lain. Dan, jangan ada yang keluar dari kelas, Niko tolong awasi teman sekelasmu, ya!" ucap Bu Wiwin.

"Iya, Bu," balas cowok berkacamata kotak, rambut klimis, dengan seragam rapi, tidak lupa dasi sebagai pelengkap.

"Kenalin, namaku Mia Nevita Atmardja, nama kamu siapa?" ucap Mia seraya mengulurkan tangan pada cowok di sampingnya.

"Niko Bagaskara," jawab cowok tersebut datar sambil menjabat tangan Mia.

Percakapan Mia dan Niko tidak berlanjut lagi. Niko fokus dengan buku di tangannya yang tengah ia baca, sedangkan Mia sendiri berpura-pura sibuk dengan ponselnya seolah-olah sedang bertukar pesan dengan temannya. Padahal, sebenarnya dia sedang menahan air mata yang hampir mengalir keluar dari pelupuk matanya.

Tepat di depan kelas, berdiri sosok makhluk besar dengan tampilan yang sangat menyeramkan. Sebelumnya, Mia tak sengaja sempat bersitatap dengan makhluk itu, dan sayangnya, sosok itu sekarang berjalan ke tempat Mia dan Niko duduk.

Konsentrasi Niko terganggu oleh suara ketukan kaki ke lantai. Niko menoleh ke samping kanan bawah tepatnya ke arah kedua kaki Mia.

"Bisa berhenti nggak? Suara kaki kamu berisik, ngeganggu aku!" protes Niko.

Hening... Tak ada balasan dari lawan bicara di sampingnya.

"Kamu tuli ya? Aku bilang b..." Niko terhenti saat mendengar suara aneh, seperti percampuran suara wanita dan pria dewasa, keluar dari mulut Mia.

"Hihihihi, anak manis ini punya saya," suara asing itu terdengar.

Sialan, ternyata cewek di sampingnya sedang kerasukan! Pantas saja ada aura-aura aneh yang terpancar darinya.

"WOY... PANGGIL GURU! MIA KERASUKAN !" seru anak lain panik.

Niko segera meraih tangan Mia dan menatap matanya dengan tajam.

"Keluar, atau aku bakar habis kamu bersama tempat tinggalmu itu!" ancamnya.

Seketika, Mia pingsan dan tanpa sengaja jatuh ke pelukan Niko.

Desy terengah-engah karena baru saja berlari dari kelas ke ruang guru untuk memberitahu bahwa Mia kembali kerasukan. Guru segera datang dan membawa Mia dengan dibantu oleh beberapa murid perempuan ke UKS sekolah. Desy dan Elen ikut mengiringi mereka dari belakang. Desy tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Niko karena Desy tau Mia biasanya sulit untuk ditenangkan saat mengalami kerasukan. Untungnya Niko ada di sana.