"Lelaki itu, benar benar membuatku jijik, tapi itu tadi sangat manis, Ah apa yang kau pikirkan!!!" Miya panik sendiri didepan pintu. Dia masih di sana setelah tadi Naneko berjalan pergi.
"Eh tunggu dulu... Naneko pergi buat apa? Pergi kemana? Dia gak ketangkep nantinya kan?" Dia juga mulai berpikir khwatir. Tapi ia menjadi menggeleng cepat. "(Ah payah.... Apa yang sebenarnya aku pikirkan!! Aku ini tidak bisa khawatir!! Biarin aja dia pergi selama nya hmp" Ia berjalan pergi dari pintu dengan cuek mencoba tak memikirkan Naneko.
Tak lama kemudian muncul 4 orang masuk ke kafe membuat Miya terkejut dan bingung melihat mereka yang masing masing membawa kucing.
"Halo... Apakah ini tempat yang dimaksud kafe kucing itu, kami telah membaca blog kafe ini, apa kau pemiliknya?" Salah satu dari mereka bertanya.
"Ya, blog itu milikku, tapi kafe ini belum sepenuh nya di bukan untuk pelanggan, kenapa kalian kemari?" Miya menjadi bingung.
"Kami akan menjelaskan nya nanti, kalau begitu pas sekali anda yang pemilik kafe ini ada di sini, kami ingin mampir ngobrol" Mereka mengangkat kucing mereka dengan senyuman pertemanan. Miya menjadi tersenyum senang.
Mereka berempat mengobrol di kafe sembari Miya yang melayani.
"Terima kasih, apa kau sudah lama membangun kafe ini?" Salah satu dari mereka menatap.
"Sebenarnya kafe ini sudah lama berdiri tapi aku mengubahnya menjadi kafe kucing kemarin bersama seseorang" Miya membalas. Lalu ke 4 kucing yang mereka bawa tadi menghampiri Miya.
"Mereka sangat lucu" Miya menggendong salah satu kucing.
"Yang kamu gendong itu adalah american bobtail, bercorak tebal memiliki warna coklat tua muda, lalu ada persian" Mereka menunjuk 2 kucing yang berwarna putih.
"....Kucing ini juga american bobtail bukan, kupikir kalian membawa kucing yang berbeda" Miya menatap.
"2 kucing berbeda ini menggambarkan kami" Kata mereka. Miya terkejut dan baru sadar melihat mereka berempat 2 perempuan dan 2 laki laki.
"[Benar juga, kenapa aku tidak sadar dari tadi, american bobtail dimiliki 2 perempuan ini dan persian dimiliki 2 lelaki]" Miya menutup mata memikirkan Naneko lalu menghela napas.
"Aku Miya, bisa aku tahu nama kalian" Miya menatap dengan ramah.
"Aku Zia dan bestie kuu Kine, 2 laki laki itu adalah Rangga dan Rei"
"Hei salam kenal" 2 lelaki itu menambah.
"Apa kalian pasangan kekasih?" Miya menatap.
"Hampir, kami hanya sahabat yang suka pada kucing" Kata Zia.
"Yah begitulah, dan kita ini juga bekerja disebuah kafe besar yang agak jauh dari tempat ini" Rei menambah.
"Itu benar, kita bahkan tak sempat menghabiskan waktu bersama"
"Pasti berat ya, ....Ah aku tahu" Kata Miya membuat mereka terdiam.
"Bagaimana jika kalian yang memiliki waktu luang bisa kemari, kita bisa mengobrol soal kucing"
"Itu ide yang bagus, kau tak perlu kesepian lagi, Kine" Kata Rangga sambil merangkul Kine.
"Ya, terima kasih Miya" Kine menatap.
"Tak masalah, aku juga senang karena kalian adalah pelanggan baru di sini, mampir saja selalu jika kalian memang ingin kemari" Kata Miya.
"Eh serius pelanggan baru? Benar benar hebat dong kasih diskon dong" Rei menatap.
"Haha, baiklah aku yang traktir!!" Teriak Miya.
"Wih Miya rupanya baik"
"Hei panggil dia dengan sebutan yang lebih tua" Kine melirik.
"Apa aku memang terlihat lebih tua?" Tatap Miya dengan bingung.
"Eh tidak, maksud ku kamu mungkin berumur lebih tua dari kami"
"Memang nya umur kalian merapa?" Miya menatap.
"Kami 21"
"Pfttt... Hahaha umur ku saja masih 18 tahun" Miya langsung tertawa.
"Heee" Mereka malah yang terkejut
Tapi tiba tiba ada 2 kucing liar datang lewat pintu depan kafe yang terbuka. Mereka berempat terkejut saat melihat 2 kucing itu yang rupanya si hitam dan si oren.
"I...Itu kan.....Si, si hitam, kucing itu memiliki daya pengamatan yang tinggi dan banyak dari jenisnya ramah kepada semua tapi ada tahayul berkata bahwa kucing hitam ini akan membawa keberuntungan dalam keuangan pemiliknya" Kata Zia sambil gemetar.
"Benarkah... Ah kucing ini harus kupelihara" Miya langsung memeluk kucing hitam itu.
"TAPI—kucing oren datang bersamaan dengannya pasti akan membawa petaka, dia memiliki sifat manja dan asik. Jadi bisa disimpulkan jika kucing hitam datang bersamaan dengan kucing oren maka soal keberuntungan itu akan digantikan menjadi kesialan" Rei menambah.
"Apa, tapi itu hanya tahayul" Miya menatap masih belum percaya. Kedua kucing yang di takuti itu hanya diam tak memperlihatkan sifat takut mereka pada manusia.
Rangga meminum kopi yang disajikan Miya tadi, ia mendadak menyemburkan kopinya membuat semua terkejut. "Uhuk uhuk, maafkan aku tapi kopi ini memiliki rasa buruk" Rangga menatap.
"Hah, petakanya memang benar ada, kita harus pergi dari sini, maaf Miya kami harus pergi" Kine menambah lalu mereka segera menggendong kucing mereka dan berjalan cepat keluar dari kafe. Miya terdiam saat mereka pergi lalu menghela napas kecewa sambil melihat kucing hitam dan oren yang masih ada didepannya.
Tapi tak beberapa lama kemudian Naneko datang masuk dan menutup pintu.
"Kenapa ini terbuka" Ia menutup pintunya sambil melepas jubahnya, namun ia terkejut dan berhenti karena miya terdiam putus asa di meja kafe. Naneko yang tadinya membawa sebuah tas belanja kini menurunkannya dan mendekat ke Miya. "Ada apa denganmu?"
"Haizz, mereka telah menghancurkan segalanya" Miya menunjuk 2 kucing tadi. Naneko awalnya bingung sangat lama. Lalu berpikir dan mendapatkan jawabannya sendiri. "Hng.. Maksudmu menunjuk mereka apa karena mereka membawa kesialan"
"Yah, mereka baru saja membuat pelanggan ku pergi dengan membuat minuman ini menjadi tidak enak"
"Hmp... Itu bukan salah mereka, justru yang bodoh dirimu" Kata Naneko.
"Apa yang kau katakan" Miya terkejut sekaligus marah.
"Mereka itu adalah pelanggan pertamaku dan mereka semua ramah mengajak ku mengobrol... Setelah sekian lama sama sekali tak ada pelanggan, akhirnya aku menemukan mereka tapi di saat asik asik nga mengobrol kenapa kesialan muncul begitu saja.... Dan itu di sebab kan oleh mereka yang membuat pelanggan pelanggan ku itu pergi... Lalu apa lagi... Kau sekarang malah mengira ku bodoh... Huhuhu Di mana rasa baik mu padaku, aku benar benar di buat sedih oleh kedua kucing itu... Lain kali aku tidak mau mereka datang di kafeku ketika ada pelanggan" Miya merengek putus asa di bawah sementara Naneko hanya bisa menghela napas panjang melihat tingkah gadis satu itu.
"Haiz memberitahu nya pasti akan susah... Sepertinya ini butuh waktu... Dia memang sangat ingin melihat pelanggan pertama)" Pikirnya sambil mencari ide agar Miya tidak menyalakan dia kucing tidak bersalah itu.