Saat ini rupanya Regis ada di meja kantor dengan pakaian jas setelan hitam nya.
"Hahaha, itu benar, hheee," dia tampak asik mengobrol.
Tapi tiba-tiba ada yang masuk ruangan nya membuat nya menoleh. Rupanya Lio Zheng.
"Regis..." panggil nya dengan alis yang serius, aneh nya mata Lio Zheng fokus pada Regis, itu berarti dia sudah bisa melihat.
Ia mendekat tapi Regis hanya menatap dengan lirikan nya seperti mengatakan dalam bayangan. "Mau apa kemari?"
"Apa kau bersama dengan gadis yang bernama Ima?!" kata Lio Zheng. Lio Zheng bisa tahu secepat itu, dia pasti menguping dari tadi.
Ima yang mendengar itu dari ponsel menjadi bingung.
"(Siapa itu tadi... Kenapa aku seperti mengenal nya?)" dia mencoba mengingat ingat tapi panggilan sudah di matikan oleh Regis dan Regis mengirimi pesan pada nya.
==Aku akan menghubungimu nanti lagi==
"Apa yang sebenarnya terjadi?" Ima masih terdiam.
Regis menutup panggilan karena tidak bisa membiarkan Ima mendengar apa yang akan di bicarakan nya dengan Lio Zheng.
--
"Kenapa memang nya?" Regis menatap serius pada Lio Zheng yang berdiri di hadapan nya. Dia bahkan sudah menutup panggilan itu dan meletakan ponselnya di meja.
"Apa kau tahu bahwa Ima, dia adalah putri Sheniok!!" Lio Zheng berteriak antara bercampur panik dan marah.
Seketika mata Regis terkejut membesar tak percaya.
"Putri dari Sheniok!!.... Tapi bagaimana bisa?! Kau tahu dari mana jika dia putri nya!!" Regis menjadi kesal dan marah dengan memukul meja berteriak pada Lio Zheng. Lalu Lio Zheng terdiam mencoba menenangkan diri.
"Salah satu hal yang harus kau tahu, mungkin bertanya langsung pada mereka yang tahu. Aku juga kurang mengerti soal hal ini, yang jelas kita semua memiliki hubungan konflik dengan gadis itu nantinya. Aku mengetahui bahwa dia adalah putri Sheniok itu dari atasan sendiri, Sheniok memiliki asisten yang aku kenal, dia berbicara dengan ku soal masalah Sheniok dengan putri maupun keluarganya, Ima belum tahu saja siapa itu Sheniok," balas Lio Zheng lalu ia berbalik dan berjalan pergi meninggalkan Regis yang terdiam berpikir dengan kesal.
"(Cih... Sialan!!... Aku tidak tahu Sheniok memiliki hubungan persis dengan kehidupan Ima.... Atau dengan kata lain, putrinya itu adalah Ima sendiri...)" dia memegang keningnya seperti langsung terbebani dalam pikiran nya.
Lalu ia melihat ke ponselnya tadi, di sana masih ada nama kontak Ima, tepatnya karena dia tadi menghubungi Ima sehingga membuat history itu ada nama kontak Ima.
Ketika ia melihat itu, ia akan teringat pada Ima. "(Sheniok.... Dia juga punya masa masa kurang ajar bersamaku, bagaimana bisa aku suka pada putri Sheniok di sini, sialan... Apa yang harus aku lakukan.)"
Di sisi lain ibu Ima membuka sebuah lemari baju yang sudah tua dan usang di gudang. Ia melihat ada kotak kecil, di sana dia mengambil nya dan membuka kotak itu. "(Hanya inilah yang tersisa dari masa lalu yang ada, siapapun dia dulu dan jadi apa dia sekarang, aku akan tetap ingat bahwa namanya adalah Sheniok. Ima belum tahu soal ini, dia hanya tahu bahwa nama ayahnya adalah Shen, padahal namanya Sheniok, aku harap Ima mengetahui ini dengan sendirinya nantinya, aku tak mau menjelaskan semuanya padanya karena aku memang tidak kuat melakukan nya,)" Ibu Ima membukanya dan di sana ada satu kepingan logam kecil bertuliskan Sheniok.
Lalu dia menghela napas panjang. Sepertinya Sheniok memang memiliki hubungan dengan keluarga Ima. Tak hanya itu, Regis juga pastinya punya hubungan konflik dengan Sheniok sendiri.
Sheniok adalah seorang pria yang tentunya di kenal kejam.
Ketika Regis berumur sama seperti ima, yakni 19 tahun, dia mengalami hal yang sangat buruk dan itu berhubungan erat dengan Sheniok.
"Aku bergabung di organisasi Ketika umurku 19 tahun, di sana aku belajar dan terus belajar mengembangkan diri secara rahasia dan juga di lingkungan yang keras. Suatu hari, aku diugaskan pertama kali untuk menangkap seorang pelaku yang baru saja di ketahui sedang mengedarkan narkoba,"
--
"Regis, ini tugasmu," seorang pria datang mendekat ke Regis yang sedang bermain ponsel nya, tampang Regis terlihat masih muda, pria itu memberikan kertas yang sudah di ketahui bahwa itu adalah isi dari tugas Regis yang menerima kertas itu dan langsung membacanya.
"Apa aku harus menangkap nya, atau apa…"
"Ya, kau harus menangkap nya... Oh ngomong-ngomong apa kau sudah dengar soal Sheniok?"
"Siapa?"
"Sheniok, aku dengar pria ini sudah terkenal di berbagai pebisnis gelap, dia menggunakan hartanya untuk kemauan nya dan juga, salah satu anggota kita pernah di sogok uang hanya karena dia tidak mau di bawa oleh pihak seperti kita, jika kau bisa, kau mungkin bisa menangkap nya—
"Tidak, hanya membuang waktu, sebaiknya aku mengunjungi ibu ku."
"Oh benar, kau punya ibu, setelah kau menyelesaikan tugas penangkapan orang pengedar narkoba itu, kau akan mendapatkan tugas lagi melakukan pengawalan pada presiden, aku harap kau siap nanti," kata pria itu, lalu ia berjalan pergi.
Regis memasang wajah dingin sambil bergumam. "Memangnya aku pernah tidak serius dalam menjalankan tugas."
Setelah itu dia berdiri dan melepas bajunya, dia melepas baju pelindung nya dan berganti menggunakan baju biasa, yakni kaus hitam dan kemeja kotak kotak lengan panjng, dan juga celana hitam panjang nya, tak lupa dia merapikan rambutnya sambil melihat dari kaca. Lalu berjalan pergi dari sana.
Dia keluar dari ruangan itu dan melewati banyak sekali orang dengan pakaian lengkap seperti seorang agen, mereka mengorol di waktu menunggu tugas tapi terdiam ketika melihat Regis berjalan melewati mereka, mereka mulai bergosip.
"Kenapa dia tidak memakai seragam?"
"Oh, itu Regis… Dia anggota termuda dan yang paling terbaik di sini"
"Apa yang membuatnya terbaik?"
"Dia bisa menyamar termasuk seperti itu."
Jadi sini, Regis di kenal seperti itu, dia benar benar menyamar kan identitasnya sebagai anggota organisasi penting, mungkin itu yang di sebut sebagai anggota yang spesial.
--
Malam itu, malam yang gelap, di sebuah tempat yakni di gudang yang sudah lama tertinggalkan ada beberapa orang di sana, yakni hanya dua orang yang di duga melakukan transaksi jual beli narkoba secara sembuyi sembunyi. Yakni yang satu memberikan uang dan yang satu menerima uangnya tapi belum menyerahkan barangnya.
Satu orang berkata sesuatu. "Apa kau yakin tidak ada orang di sini?"
"Ini jam malam, banyak yang tidur lagipula tempat kita juga sudah dipastikan aman."
"Baiklah, aku minta barangnya," dia mengulur tangan.
Mereka akan melakukan atau memberlangsungkan proses transaksi jula belinya
Tapi tiba tiba mendengar suara.
"Ya ibu, jangan khawatir, aku akan pulang tepat waktu pastinya, hahaha…. Ya baiklah," suaranya seperti Regis tapi mereka tidak mengenalinya dan sekarang waspada.
Di saat itu juga Regis berjalan melewati pintu gudang itu dengan fokus pada panggilan ponselnya.
"Dia tidak tau kita ada di sini, hanya orang biasa."
"Cepat bunuh saja."
Satu dari mereka mengeluarkan pistol dan berjalan keluar tapi siapa sangka, Regis tidak ada membuatnya menoleh ke sekitar. Tapi ia kembali menoleh ke belakang dan di saat itu juga, ia melihat orang yang menjual narkoba padanya tadi sudah di lumpuhkan oleh Regis yang masih berbicara di telepon.
"Ya ibu… Aku mengerti," dia mengatakan nya dengan nada tenang tapi matanya melirik ke pria itu yang gemetar.
"Sialan…" pria itu melemparkan peluru pistolnya tapi tangan Regis lebih cepat langsung menembak jantung nya. Sambil dengan tatapan tenang, dia masih bicara di ponel. "Ah, aku akan tidur jadi jangan khawatir, sampai jumpa," kata Regis, lalu ia menutup panggilan dan menghubungi seseorang yang langsung di terima, kemudian dia bicara.
"Aku sudah selesai…"
--
Keesokan harinya, seorang wanita yang belum terlihat paruh baya sedang berjalan membawa seplastik jeruk. Dia benar benar terlihat cantik dan berjalan sambil menghubungi seseorang di ponsel nya. "Iya, jaga diri mu baik-baik ya Regis..." kata wanita itu, siapa sangka, itu adalah Ibu Regis, benar-benar terlihat masih muda.
Setelah selesai mengobrol di ponsel, dia menutup nya, Tapi tiba-tiba satu jeruknya jatuh dan di sisi lain ada seorang pria yang sepertinya penampiannya penting sambil bicara sesuatu. "Ingat saja soal itu, aku akan meninggalkan istri ku dan putri ku, mereka sama sekali tidak berguna, orang-orang di sini juga sangat menjengkelkan, bahkan aku ingin sekali membunuh mereka…"
Tiba tiba satu jeruk menggelinding di kakinya membuat nya melirik ke bawah. Lalu wanita itu tadi mendekat mengambilnya. "Oh, ya ampun, maafkan aku…" kata wanita itu tapi sepertinya wajah dari pria itu benar-benar lain, dia menatap tajam seperti dendam. Padahal itu hanya jeruk yang tidak sampai melukainya.
Tak lama kemudian, Regis bertemu dengan seseorang, seorang lelaki yang sedang berdiri menatap air mancur taman yang besar.
"Yo.... Apa kau Lio Zheng, aku di tugaskan untuk bertemu dengan mu," kata Regis.
Lalu lelaki itu menoleh, rupanya memang benar dia adalah Lio Zheng.
"Ya, salam kenal, aku dari agen Jepang... Aku juga di tugaskan bertemu dengan mu untuk mewakili organisasi dua negara ini," kata Lio Zheng mengulur tangan.
Regis mengangguk dan menerima uluran tangan nya.
"(Nah, dari sini aku mengenal nya, kami begitu akrab.... Tapi... Atasan Lio Zheng bilang, dia akhir-akhir ini telah mengurangi produktivitas kerjanya, sehingga dia benar-benar strees dan tak mau di ganggu. Ketika aku mendekat padanya... Dari sana sesuatu yang membekas terjadi...)"
"Zheng, aku akan mengantar mu... Ayo keluar dari sini," kata Regis yang mendekat memegang bahu Lio Zheng.
"Lepaskan aku!!" Lio Zheng tiba-tiba mengayunkan pisau membuat Regis terdiam kaku.
Darah mengalir dan rupanya itu benar-benar menggores bibir Regis.
"(Yeah.... Dari sana aku dapat bekas luka ini... Agak merusak wajah ganteng ku, itu karena saat itu aku membuat kesalahan dan dia marah padaku, Zheng memang tipe yang ringan tangan bahkan padaku, tapi sesuatu lebih buruk terjadi....)"
"Regis.... Ibu mu!! Ibu mu.... Meninggal!!" teriak salah satu rekan nya membuat Regis terkejut tak karuan.
"Apa?!! Sialan!!!"
"(Dari sana emosi ku meluap.... Tak hanya itu... Ibu ku juga telah di perkosa... Dan pelaku nya adalah Sheniok!!!)"
"SIALAN KAU SHENIOK!!! AKU AKAN MEMBUNUH MU!! BESERTA KELUARGA MU!!!!"