LUKAS
Aku harus menahan birahiku, karena ada agresi di baliknya yang lahir dari frustasi dan kemarahan, bercampur dengan lega karena dia masih hidup.
Tapi Ava, pasanganku yang manis, menyambut setiap langkah gairahku.
Jari-jariku mengelus kulit Ava, menikmati setiap gemetar, setiap helaan napasnya. Denyutnya berpacu di bawah sentuhanku, dan aroma manis birahinya memenuhi inderaku. Aurum sudah terhanyut di dalamnya, menuntutku untuk mengklaim, menandai, memiliki—tapi aku menekan dorongan primitif itu. Ava pantas mendapatkan lebih dari sekadar binatang yang kawin.
Meskipun ikatan di dadaku menyuruhku untuk meninggalkan setiap inci kulitnya bertanda untuk kesenanganku.
"Lukas." Suaranya patah pada namaku saat aku menarik bajunya.
Dengusan menggema di dadaku saat melihat kulit telanjangnya. Tanda yang kutinggalkan beberapa hari yang lalu sudah memudar, dan ada sesuatu yang gelap dan posesif di dalam diriku yang perlu menggantinya. "Milikku."
