LISA
Setelah berjalan berbatu-batu jauhnya, matahari sudah cukup tinggi di langit.
Aku terlalu lelah untuk mendorong lapisan baju untuk memeriksa jam tangan, apalagi aku sebenarnya nggak mau tahu jam berapa sekarang. Kalau masih terlalu pagi, aku bakal tahu kita masih lama untuk bertemu dengan Ava. Kalau sudah terlalu siang, aku bakal jadi lebih kelelahan mengetahui sudah berapa lama kita berjalan susuri salju.
Lebih baik terus melangkah meski paru-paruku terbakar dan seluruh badanku sakit. Aku pikir aku sudah siap untuk ini, tapi ternyata kondisiku nggak sebagus yang kubayangkan.
Pandangan skeptis Kellan saat aku minta ikut memang sekarang jadi masuk akal.
"Jangan khawatir." Suara Mira yang ramah memberitahu aku dia sudah kembali. Kadang dia berkelana ke depan, membantu membuka jalur. "Kita nggak jauh lagi."
Makasih. Sialan. Tuhan.
Mira menunjuk pada garis asap tipis yang berwarna abu-abu di langit musim dingin yang pucat. "Lihat asap itu? Itu kampnya mereka."
