Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Emerald Hunter Academy

namuruka
7
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 7 chs / week.
--
NOT RATINGS
1k
Views
VIEW MORE

Chapter 1 - Episode 1

"Aku tidak akan melepaskan mu." Suara itu membuat lelaki itu terbangun dari tidurnya. "Ternyata hanya mimpi buruk." Gumam lelaki itu. Lelaki itu bengun dan bangkit dari tempat tidur kemudian bergegas bersiap untuk pergi ke sekolah. Dalam perjalanan menuju sekolah, lelaki itu terus memikirkan mimpi yang ia alami.

Sesampainya di sekolah, lelaki yang bernama Ken itu langsung menuju ke kelas. Biasanya setiap murid selalu disambut hangat oleh temannya. Namun hal itu tidak berlaku pada Ken. Hampir seluruh murid yang ada di sekolahnya tidak menganggapnya ia berbeda dari yang lain.

Beberapa jam kemudian, bel berbunyi pertanda jam istirahat. Seluruh murid keluar dari kelas menuju kantin. Ken hanya duduk di kelas sedang membaca buku. Sambil memandang luar sekolah di kaca jendela, Ken berpikir sesaat. "Setelah perang besar itu terjadi, suasana kota kembali seperti biasanya." Kata Ken dalam hati.

***

Beberapa tahun yang lalu, terjadi perang besar perlawanan antara manusia dengan makhluk.

"Serang mereka!!! Jangan sampai ada yang lolos." Teriakan prajurit terus terdengar memecah kesunyian.

"DUARRR" Suara ledakan dari sihir terdengar kuat membuat seluruh orang jatuh bergelimpangan darah. Darah bercucuran mengalir ke tanah.

"ARGHHHH" Makhluk menyerang tanpa ampun membuat pertahanan prajurit hancur berkeping keping. Satu per satu makhluk dimusnahkan. Namun dengan munculnya satu makhluk terkuat membuatprajurit kewalahan.

"Bagaimana ini? Makhluk satu ini benar benar kuat." Kata salah satu prajurit.

"Kita tidak bisa melakukan apapun."

"Kapten, apa yang harus kita lakukan?" Tanya salah satu prajurit pada kaptennya. Orang yang disebut kapten ini kebingunan. Semakin ia diam, makhluk yang kuat itu terus menghabisi prajurit satu per satu.

Tiba-tiba, seseorang berjubah hitam mengangkat tangan membentuk perisai tepat di depan para prajurit. "Perisai?" Kapten tersebut kaget dengan perisai yang muncul tiba tiba entah darimana.

"Jangan khawatir semuanya, aku akan membereskan makhluk ini dengan mudah." Suara orang tersebut membuat perhatian prajurit teralihkan. Kapten tanpa sadar melihat lambang yang dipakai pria tersebut. "Lambang itu.... Jangan jangan Emerald Hunter?! " Kaget salah satu prajurit bukan kepalang. Dengan hadirnya orang tersebut membawa kekuatan bagi seluruh prajurit.

"Emerald?"

"Jangan-jangan, Emerald itu?!"

Satu per satu para bantuan datang setelah adanya orang tersebut. Para Emerald menyerang makhluk dengan sihirnya membuat ia kewalahan.

"He-hebat."

"Jadi ini pemimpin Emerald Hunter yang memiliki kekuatan setara dengan dewa, Shinomiya Rakugen."

Setelah datangnya para prajurit Emerald, peperangan berakhir dengan kemenangan di tangan prajurit.

***

Sejak peperangan antar makhluk berakhir, kini kota semakin aman karena dilindungi oleh Emerald. Ken menyandarkan kepalanya di kursi sambil merenung.

"Andai saja aku bisa sekolah di Emerald, pasti sangat seru. Semua orang akan menghormatiku." Kata Ken dalam hati dengan pikiran yang sedang berkhalayal. Tiba-tiba, rasa sakit di kepala muncul membuat Ken meringis kesakitan.

"Sial... Ini lagi. Ini sudah kesembilan kalinya kepalaku sakit." Gumam Ken. Ken tidak tahu apa yang terjadi dengan kepalanya. Ia sudah memeriksa penyakitnya di rumah sakit. Namun hasilnya tidak sesuai dengan Ken pikirkan.

"Kamu jangan mempermainkan saya. Kamu itu tidak sakit apapun. Jangan membohongi saya." Ocehan dokter terus saja menjadi serangan bagi Ken. Ken hanya bisa diam tidak bisa membalas.

"Hah..."

BRAK!!

Suara pintu terdengar keras entah siapa yang melakukannya. Beberapa murid terlihat berandalan datang dari kelas lain seperti mencari seseorang. Ken yang menyadari hal tersebut langsung menyembunyikan dirinya di balik buku. Salah satu murid tersebut menyadari adanya Ken langsung bersorak.

"Itu dia!!" Murid tersebut menghampiri kemudian merangkul Ken. "Hei... Kau jangan coba coba kabur ya dari kami." Kata murid tersebut dengan nada mengancam. Suara tersebut membuat Ken ketakutan. "Kau tidak mencoba kabur dari kamu kan?" Tanyanya. "Ti...tidak kok... A....aku...cuma.... " Suara Ken terlihat gugup mencari alasan.

"Jangan coba coba kabur ya."

"A...aku tidak mencoba kabur." Murid itu meremas pundak Ken dengan keras. "Kalau kau mencoba lari, lihat saja nanti."

Seperti biasa, Ken membeli minuman untuk beberapa murid berandalan tersebut.

Suara kaleng jatuh dari mesin layan diri memecah kesunyian. "Hah..." Ken mengeluh sambil mengambil beberapa kaleng minuman dari mesin layan diri. "Mau sampai kapan aku selalu begini. Uangku hampir habis padahal belum 1 bulan." Kelua Ken sambil membawa beberapa kaleng minuman. Di lorong sekolah, Ken melamun berjalan sambil membawa beberapa minuman kaleng. Tiba-tiba beberapa murid berlarian di teras sekolah sehingga menabrak Ken. Ken yang sedang melamun terjatuh membuat minuman kaleng itu jatuh berserakan dan terguling ke got sekolah.

"Tidak!!" Ken merasa panik karena uang yang ia gunakan untuk membeli minuman terbuang sia sia. "Tidak...uangku .....semuanya habis." Suara Ken terdengar putus asa.

"Ma-maaf, aku tidak sengaja menabrakmu." Murid yang tidak sengaja menabrak Ken merasa bersalah dan meminta maaf. Ken berbalik menatap murid itu dengan wajah kusam. Murid tersebut terkejut tidak kepalang. "Tidak, tidak apa-apa. Aku baik kok." Jawab Ken dengan senyum terpaksa.

"Apa perlu kuganti uangmu?"

"Tidak perlu. Aku baik baik saja, jangan mengeluarkan uangmu untuk ini." Ken berdiri dan pergi tanpa berkata apa-apa. Murid itu hanya bisa diam melihat Ken pergi.

Dalam jarak yang cukup jauh, Ken menghentikan langkahnya. "Bagaimana ini? Kalau aku datang ke mereka tanpa membawa apa apa, aku bisa dibabak belur sama mereka. Bagaimana ini!!??" Pikiran kacau serta rasa panik terus menghantui Ken. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Sampainya di atap temat pertemuan murid berandalan itu. Ken dengan perasaan takut menemui mereka. Salah satu murid melihat Ken sudah tiba.

"Wah... Akhirnya datang juga. Mana minuman kami?" Tanyanya dengan suara mengancam. Ken hanya diam mencari jawaban. Melihat Ken diam membisu membuat mereka menatap dengan tatapan tajam.

"Hei... Kau tuli ya. Mana minuman kami?!" Suaranya semakin meninggi. "I-itu.. mi-minumannya jatuh...semua.." Akhirnya ken menjawab dengan nada terbata bata. Ketua dari geng berandalan selalu dipanggil Zurui itu langsung menarik kerah baju Ken.

"Beraninya kau melakukan itu, dasar tidak berguna!!" Kata Zurui sambil memukul Ken sampai Ken terlempar dengan sangat kuat. "Kau harus diberi pelajaran." Zurui dan teman temannya menghajar Ken habis habisan sampai Ken mengeluarkan darah segar dari wajahnya.

Beberapa saat kemudian, Ken pingsan dengan wajah penuh dengan luka lebam. Zurui dan teman temannya hanya tertawa puas kemudian pergi meninggalkan Ken terkapar di lantai. Pikiran Ken terasa hampa kosong seolah olah ia berada di kedalaman laut. "Hahaha tak kusangka kau itu lemah sekali hahaha" Bisikan yang biasa terngiang di telinga Ken muncul. "Apa yang akan kau lakukan sekarang? Apa kau hanya diam saja, hah? Hahaha." Suara itu terus terngiang di telinga Ken seolah olah dia merayu Ken untuk melakukan sesuatu. "Berisik... Jangan mengganggu pikiranku. Keluar dari sana!!" Ken berkata dalam hati berusaha tidak dikendalikan oleh suara itu.

"Hahahaha aku bisa keluar dari pikiranmu dengan mudah, tapi dengan hatimu yang penuh dengan balas dendam itu. Aku semakin kuat terlebih lagi aku sangat betah disini."

" Jangan mimpi kau. Aku sama sekali tidak ada balas dendam pada siapapun."

"Benarkah? Aku ini tahu isi hati dan pikiranmu itu. Kau ingin balas dendam kan? Aku bisa membantumu. Hahaha." Kata kata dari suara itu membuat Ken kehabisan kata untuk berdebat. Memang benar, Ken sangat ingin membalaskan semua perbuatan yang dilakukan orang lain terhadapnya. Namun, Ken memutuskan untuk memendam keinginannya.

"Hei... Jangan ragu lagi. Tidak ada manusia yang peduli padamu kan? Balas dendamlah dan biarkan aku membantumu." Suara itu terus merayu Ken sehingga ia terpengaruh dengan rayuannya.

"Aku....akan balas dendam." Ken sadar dari pingsannya dengan kepribadiannya yang berbeda. Mata yang awalnya terkesan lembut sekarang berubah menjadi pembunuh yang haus darah. "Zurui ya... Hahaha."

Malam hari sangat sunyi hanya terdengar burung hantu bersuara menambah suasana menakutkan disertai dengan angin malam. Jendela tertutup rapat tiba-tiba terbuka dengan sendirinya membuat Zurui terbangun dari tidurnya.

"Ya ampun....jangan ganggu tidurku." Keluh Zurui sambil menutup jendela kamarnya. Ketika Zurui hendak menutup jendela, tiba-tiba tangan muncul dari luar memegang tangan Zurui. Sontak, Zurui terkejut dan terjatuh dari tempat tidurnya.

"Si-siapa itu?" Keringat dingin bercucuran bulu kuduk berdiri merinding. Seorang laki-laki berdiri membelakangi bulan purnama tanpa jelas bentu wajahnya sambil tertawa.

"Hahahahahaha.....aku datang untuk membalas dendam seseorang. Hahahaha" Suara tawa laki laki tersebut membuat suasana menjadi menakutkan. Saking takutnya, Zurui tidak bisa bicara apa-apa seakan-akan lidahnya itu berat. Laki-laki itu mengangkat tangannya ke atas, muncul beberapa pedang melayang di atasnya.

"Baiklah, waktunya bersenang senang!!!"

"TOLONGGG!!!!"